Cynthia the Candy Addict

Impy Island
Chapter #7

7. Lucas Si Kucing Misterius

Sepuluh bulan berlalu semejak Cynthia bertemu Two Hundred, dan jumlah suntikan yang didapat per hari tidak pernah lebih dari dua ratus. Begitu pula hari ini, gadis itu kembali mendapatkan dosis harian. Martes dan Two Hundred tak pernah mau ketinggalan tontonan seru tersebut, tidak peduli sesadis atau semengerikan apa adegan yang disuguhkan.

Suntikan demi suntikan cairan kental berbagai warna Cynthia terima, diikuti geraman rasa sakit, atau sekadar menggigit bibir sampai berdarah. Rambut yang mulanya cokelat terang berubah keperakkan, kulitnya bertambah pucat disertai bercak keunguan yang semakin kentara.

“Ayah, sudah cukup, aku tidak bisa menerimanya lagi!” rintih Cynthia saat melihat nadinya membengkak.

“Aku yang memutuskan kapan semuanya selesai!”

“Tapi, Ayah ... aku bisa merasakan cairan itu mengalir dalam tubuhku, dan rasanya sakit sekali. Aku tidak kuat lagi!”

Kurt mencengkeram kedua bahu gadis itu, dan mengguncangnya kuat-kuat, memaksa mata mereka saling bertatapan. “Jangan cengeng! Kamu suka permen, ‘kan? Serumku ini akan membuat tubuhmu sekeras dan semanis permen, setelah itu kamu tidak akan pernah merasakan sakit lagi! Semua hanya butuh waktu!”

Cynthia tidak menjawab, air matanya membasahi pipi. Untuk sedetik, tangis itu membuat hati Kurt seolah disayat pisau. Rasanya seperti kembali ke masa lalu, saat semua baik-baik saja, saat tangis sang anak adalah salah satu alasan baginya untuk tersenyum sepanjang hari. Namun, ia segera menggeleng kuat-kuat. Menolak kasih sayang menguasai dirinya, karena itu akan membuatnya lemah.

“Jangan menangis,” bentak Kurt akhirnya, meskipun suaranya sendiri bergetar. “Aku bilang jangan menangis!”

Melihat Cynthia tak kunjung menurut, pria itu mendecak kesal. Berpaling menuju lemari kecil di atas kepalanya, lalu mulai mengais. Melempar setiap botol kosong, atau yang bukan dicarinya sehingga lantai dipenuhi pecahan kaca. Tak lama, ia mengeluarkan botol besar dari aluminium yang berlebel ‘Lucorat’, dan segera menghisap cairan di dalamnya menggunakan suntikan.

Saat Kurt mengarahkan jarum itu ke arah Cynthia, Two Hundred menjadi sangat gusar, lantaran gadis itu sudah mendapatkan dua ratus suntikan hari ini. Si Anjing menggeram, tanpa ancang-ancang berlari menghampiri Kurt. Untung saja Martes sempat menggigit ekornya, mencegah tindakan ceroboh lebih lanjut.

“Mau apa kau, Otak Anjing!”

“Cynthia sudah mendapat dua ratus suntikan, seharusnya tidak boleh bertambah lagi!” Anjing itu benar-benar gusar, berusaha keras melepas gigitan Martes pada ekornya.

“Hanya satu suntikan, jika dua ratus bisa diterima Cynthia, apa pengaruhnya jika bertambah satu?”

“Aku tidak mau Cynthia mempunyai teman lain!”

“Kendalikan dirimu, Bung! Kau pikir bagaimana perasaanku saat kau muncul begitu saja seperti belatung busuk!”

Lihat selengkapnya