Dagaz

Dark Specialist
Chapter #6

BAB 6 QUANTUM

2007 Pertengahan Tahun

Sehari setelah perdebatan antara Dark dan Light, Dagaz merasakan kerancuan kepada siapa ia seharusnya mengikuti entitas tersebut, Dark atau Light.

“Mundus vult decipi, ergo decipiatur,” ucap Dark dengan entengnya.

Dark muncul tiba – tiba dalam pikiran Dagaz. Dark memecahkan kehampaan pikiran Dagaz seperti kamarnya saat ini yang penuh keheningan. Hanya bunyi detak jam dinding yang menemaninya. Kehadiran kedua entitas tersebut membawa Dagaz kedalam pemikiran baru tentang dunia. Sesuatu yang tidak pernah ia pikiran sebelumnya.

“Quidquid latine dictum sit, altum videtur..’‘ balas Dagaz atas ucapan Dark.

------------------------------

2005 Tiga Perempat Tahun

Dagaz seperti biasa mengikuti misa di gereja. Acara rutin yang dilakukan oleh kaumnya. Setiap kali berada di gereja, perlahan Dagaz sering merasakan kebosanan. Ia sering memandang romo yang memberikan khotbah di meja sabda terlalu bertele – tele dalam memberikan homili. Bahkan tanpa perlu dijelaskan lebih lanjut, bahasa di kitab suci sebenarnya mudah dimengerti. Itulah yang ada dipikiran Dagaz ketika berumur 14 tahun. Sangat meremehkan sekali. Ia ingin tidur sebentar sembari romo menuturkan khotbahnya.

”Quidquid agis, prudenter agas, et respice finem!”

Terdengar suara di telinganya yang ia rasa bukan suara Dark. Suara itu membangunkan Dagaz yang sedang tertidur ketika akan dimulai Doa Syukur Agung. Semua umat berdiri dan Dagaz pun segera ikut berdiri dari bangkunya. Masih ada penasaran dalam pikirannya suara siapa yang barusan lewat. Dagaz melihat kakaknya yang duduk di sampingnya, khidmat mengikuti misa. Dagaz ingin bertanya mengapa sang kakak tidak membangunkannya, namun ia menahannya.

“Dark, apakah itu kamu?” tanya Dagaz dalam hati.

Dagaz tidak mendapatkan jawaban apapun dari pertanyaannya. Lantunan kidung yang mengisi khimadnya gereja semakin membuat Dagaz mengantuk. Baginya, lagu – lagu tersebut hanya cocok sebagai pengantar tidur. Karena ia tahu bahwa lagu yang dikumandangkan di gereja tidak hanya lagu itu saja. Masih banyak lagu yang lebih membuat bersemangat. Namun seiring perjalanan hidupnya, Dagaz mengerti tujuan dipilih lagu yang mendayu seperti itu. Itu makin membuat Dagaz kesal karenanya. Selama mengikuti sisa misa, Dagaz mencoba melupakan suara yang tiba – tiba lewat itu hingga misa pun berakhir.

Dagaz segera kembali ke rumahnya menggunakan sepedanya. Sepanjang perjalanan ternyata ia masih terpikirkan suara tersebut. Bahkan sesampainya di rumah, Dagaz masih memikirkannya. Dan muncullah kembali suara tersebut, yang berbeda dengan Dark.

“Akulah sisi terang dari dirimu, yang sebelumnya kau kunci dalam pemikiranmu yang dangkal.” Suara tersebut kembali muncul dalam kepalanya. Dagaz menyadari itu adalah entitas seperti Dark. Kemudian Dagaz menamakan entitas itu sebagai Light karena menggambarkan terang pada diri Dagaz. Inilah pertama kali Light menunjukkan eksistensinya kepada Dagaz. Melalui suara di dalam pikirannya, yang akan membimbingnya ke arah yang lain.

------------------------------

Lihat selengkapnya