Dagaz

Dark Specialist
Chapter #9

BAB 9 DIVINATION

2005 Akhir Tahun

Komik adalah bacaan bagi Dagaz ketika ia sedang senggang dan sedang tidak berada di warnet. Illustrasi yang seakan bergerak, tentu memudahkan bagi mereka yang membacanya. Begitu pula Dagaz yang lebih tertarik membaca komik dibandingkan membaca novel yang cenderung stagnan dengan tulisan – tulisan yang membuat pembacanya harus mengimajinasikan sendiri kejadian dan wujud karakter dari cerita. Ada satu novel yang membuat Dagaz tertarik pada sesuatu dimana manusia lainnya menganggap hal tersebut adalah bagian dari supranatural. Komik itu membahas suatu cartomancy, suatu ramalan menggunakan setumpuk kartu. Dalam komik tersebut membahas tentang kartu tarot, salah satu cartomancy selain oracle, lenormand, dan remi. Itu adalah hal yang menarik baginya selain bentuk – bentuk lingkaran sihir yang selama ini ia kumpulkan.

“Tampaknya kau mulai tertarik dengan dunia divinasi,” ucap Dark tiba – tiba mengagetkan Dagaz. Buku komik yang Dagaz pegang seketika terjatuh. Suasana hening masih menyelimuti kamar Dagaz seperti biasanya.

“Hei, jangan mengagetkanku seperti itu!” ucap Dagaz yang kesal. Ia lupa halaman berapa terakhir kali ia baca. Dagaz membuka kembali lembaran komik tersebut secara cepat dan ia berhasil menemukan halaman tersebut. “Ngomong – ngomong kau tadi bilang divinasi? Apa itu?”

“Itu adalah ilmu meramal atau memprediksi. Salah satu cara untuk mendapatkan pengetahuan atau wawasan dengan cara okultis. Para peramal tersebut akan menggunakan interpretasi mereka untuk memahami tanda ataupun peristiwa yang ia dapatkan. Terkadang dibutuhkan kontak dengan agen supranatural untuk prosesnya.” Dark menjelaskan secara singkat kepada Dagaz. Dark ingin mengenalkan Dagaz kepada dunia supranatural yang lebih mudah dipelajari.

“Tampaknya menarik.” Wajah Dagaz tiba – tiba berubah antusias karena kini ia mendapatkan ilmu baru. Ilmu memprediksi masa depan, beruntung di komik tersebut ada penjelasan tentang masing – masing kartu walau hanya dalam batasan arcana mayor. Dagaz kini mulai tertarik dengan kartu tarot dan berencana untuk membeli buku dan kartu tarot. Ia berpikir uang yang diberikan oleh tante dan om nya ketika tahun baru, mungkin cukup untuk membeli kartu tersebut.

“Kau yakin ingin mempelajari tarot, Dagaz?” tanya Light. Light ingin memastikan ketertarikan Dagaz terhadap tarot. Apalagi Dagaz yang cenderung logis tentu akan menjadi aneh bila mempelajari cara meramal dimana ramalan selalu menjadi bahan kritikan oleh komunitas ilmiah dan para skeptis sebagai takhayul. Apalagi dunia meramal sama sekali tidak didukung oleh teknik yang dapat memprediksi masa depan dengan akurat. Light juga ragu dengan status Dagaz yang masih terikat dengan agama, tentu akan menjadi kontradiksi pada diri Dagaz. “Dalam agama, meramal itu merupakan hal yang dilarang. Apa kau yakin dengan itu?”

“Kau ingin membuat Dagaz ragu, Light? Bukankah dalam kitab pun sebenarnya juga terdapat ramalan. Apalagi yang mereka ramalkan adalah akhir jaman. Sebenarnya aku ingin tertawa dengan itu, karena mereka menganggap bahwa yang dikatakan oleh mereka yang sebut nabi itu berasal dari Causa Prima. Pertanyaannya apakah mereka bisa membedakan mana yang benar Causa Prima? Bagaimana bila informasi yang mereka dapatkan ternyata bukan dari sumber yang tepat, namun mereka mengklaim bahwa itu adalah hal yang benar?”

“Kau lupa, Dark. Iblis pun biarpun mereka menyesatkan manusia, mereka tidak pernah berbohong. Mereka menipu namun tidak berbohong. Tentu kau tahu tentang hal itu.”

Kini Dagaz kembali mendengarkan debat argumentasi antara Dark dan Light. Perdebatan yang bertemakan divinasi atau ramalan. Ilmu yang akan selanjutnya dipelajari oleh Dagaz. Dagaz mendengarkan perdebatan itu dengan seksama dimana keberadaan iblis dan malaikat kini telah masuk dalam pembahasan mereka.

Merasa perdebatan antara kedua entitas tersebut sudah keluar konteks, Dagaz melanjutkan membaca buku komiknya dan tidak mempedulikan mereka. Dagaz sibuk memahami makna setiap kartu arcana mayor tarot. Terdapat 22 kartu yang dimulai dari 0 sampai 21 dimana setiap kartu menggambarkan rahasia yang besar. Dagaz ingin sekali memiliki kartu tersebut.

“Jadi kau benar – benar ingin mempelajari tarot, Dagaz?” tanya Light kembali.

“Tentu saja! Kenapa tidak?” ucap Dagaz dengan penuh ketegasan.

“Itu hal yang bagus Dagaz. Kau bisa melatih intuisimu dengan meramal. Cartomancy kurasa cocok denganmu yang tidak memiliki kekuatan supranatural, karena kau bukan termasuk seorang indigo,” ucap Dark kepada Dagaz dengan nada yang halus.

Kalimat tersebut mengingatkan kembali Dagaz akan statusnya sekarang.

Lihat selengkapnya