Dagaz

Dark Specialist
Chapter #13

BAB 13 DEJA VU

2012 Januari

Setahun setelah kematian Dagaz, ia mulai memikirkan wanita yang memiliki hawa unik di kampusnya yang kebetulan juga adalah satu angkatan dengannya, Maia. Tampaknya Dagaz merasakan karma akibat ucapannya kepada teman – temannya. Dagaz tanpa sengaja menjelekkan Maia di depan teman – teman kuliahnya, meskipun Maia tidak menyadari hal itu. Terlebih Maia selalu menjadi bahan bullian bagi Dagaz. Tidak jarang Maia kesal karena ulah Dagaz. Sepatu Maia selalu menjadi bahan keisengan Dagaz dengan menaruhnya di tempat yang tidak mampu dijangkau oleh Maia. Terkadang Dagaz menggeser kursi Maia ketika ia hendak duduk yang membuatnya hampir jatuh. Entah apa yang membuat Dagaz senang mengusili Maia.

Tanpa pikir panjang, Dagaz segera mengirimkan pesan singkat kepada Maia yang berupa pernyataan rasa sukanya kepada Maia. Dagaz pun tidak tahu mengapa ia melakukan itu. Ia hanya mengikuti instingnya saja.

“Apakah ini hal yang benar, Dark?”

“Kalau itu adalah hasil dari instingmu, bisa saja itu adalah benar.”

“Baiklah kalau begitu. Melihat pengalamanku berpacaran hanya kurang dari 1 bulan, maka aku akan mengajaknya berpacaran untuk satu bulan. Kurasa tanggal 21 Februari 2012 adalah tanggal yang bagus untuk putus. Bagaimana menurutmu?”

“Terserah kamu. Aku tidak yakin kalau kau akan menghabiskan masa pacaranmu hanya satu bulan. Kurasa akan lebih.”

“Tidak mungkin. Kita beda agama. Tidak mungkin hubungan kita bisa berlanjut sampai jenjang pernikahan. Pasti akan ada waktunya kita putus.”

“Baiklah kalau begitu, apakah kau yakin bisa lepas darinya setelah kau pacaran dengannya?”

“Aku sendiri sebenarnya tidak yakin, lagipula aku tidak melihatnya ketika kau membawaku ke masa depan. Mungkin saat itu aku sudah putus dengannya.”

“Aku tidak yakin dengan itu. Karena bisa jadi adegan tersebut memang tidak ada Maia saat itu. Semoga pikiranmu saat ini tidak terombang ambing antara masa kini dan masa depan.”

“Kalau begitu, saat ini juga aku kirimkan pesan singkat ini ke Maia.”

Pesan singkat pun terkirim ke handphone milik Maia. Maia bingung menerima pesan tersebut karena tanpa ada pertanda apapun, Dagaz tiba – tiba menembaknya melalui pesan singkat. Entah apa yang dipikirkan Maia saat itu hingga mau menerima Dagaz.

Besoknya, Dagaz dan Maia berstatus pacaran, meskipun secara sembunyi – sembunyi.

------------------------------

Maia sering menceritakan kepada Dagaz bahwa ia sering merasakan deja vu. Sesuatu yang sering dianggap sebagai gangguan mental akibat kecemasan dan gangguan identitas. Namun sampai saat ini tidak ada bukti korelasi di antaranya. Dagaz merasa Maia mengalami kelelahan karena harus mengikuti pelajaran di kampus yang rasanya tidak cocok baginya. Apalagi gangguan mata yang dimiliki Maia. Dagaz tidak bisa meremehkan deja vu yang dialami oleh Maia, karena ia sendiri tentu saja mengalami hal itu. Perjalanan waktu ke masa depan bersama Dark, namun diiringi memori yang hilang. Seperti adanya kegagalan otak dalam jangka waktu yang sangat singkat. Memori jangka panjang dan jangka pendek yang bertabrakan sehingga menghasilkan penyimpangan jalur memori. Dimana memori jangka pendek masuk dan tersesat ke dalam memori jangka panjang. Dagaz dapat memahami kondisi Maia saat ini.

Semakin sering Maia bercerita tentang kisah deja vunya, maka Dagaz semakin curiga dengan alasan hawa unik yang Maia miliki. Ia mencoba menjadi katalisator bagi Maia untuk mencapai kemampuannya. 

Selama menjalani masa pacaran yang bertahun – tahun, akhirnya Dark menyadari bahwa Maia memiliki kemampuan lucid dream namun tidak ia asah. Padahal bila ia kembangkan, bisa jadi Maia memiliki kemampuan precognition melalui mimpinya. Sering Maia menceritakan mimpi buruknya kepada Dagaz, dan setelahnya menjadi tugas bagi Dagaz untuk menggagalkan mimpi buruk tersebut. Entah berapa kali Maia bermimpi tentang bencana.

Untuk masalah lucid dream, Dagaz tidak pernah mengalaminya. Dagaz tidak bisa mengendalikan pikirannya ketika berada di dunia mimpi. Lagipula, Dagaz sangat jarang bermimpi buruk setelah kematiannya yang kedua. Namun Dagaz merasa bahwa suatu saat nanti, Dagaz dapat melakukan lucid dream seperti yang Maia lakukan.

Lihat selengkapnya