Dahlia Merah di Penghujung Abad

tuhu
Chapter #30

3

Perempuan Eropa muda itu masih saja nampak resah semenjak aku datang ke penginapan ini pertama kali. Tadi malam aku melihatnya berjalan mondar-mandir gelisah di taman seperti tak punya pantat untuk sekedar duduk.

“Memangnya perempuan itu siapa Nyai?” tanyaku suatu siang. Nyai Wondo sibuk memilah kebaya mahal yang kubeli dari Solo. Ia seperti orang kesetanan melihat kebaya mewah dengan corak tak biasa ia lihat. Sampai tak mendengar tanyaku. Terpaksa aku berseru lagi padanya.

“Oh, itu Juffrouw Lisabeth,” ucap Nyai Wondo agak berbisik. “Dia itu kekasih simpanan seorang Asisten Resident. Tapi jangan bilang siapa-siapa.” Mengapa dia ada di sini dua hari ini? Tanyaku. Sambil terus memilah kebaya, ia menceritakan kalau si Asisten Resident seminggu sekali datang ke sini sendirian untuk bertemu Lisabeth. Bisa jadi kegelisahannya lantara ia ngebet hendak berjumpa kekasihnya yang belum datang juga.

“Mungkin Juffrouw mau menemaninya? Aku sudah bosan mengajak dia ngobrol selama ini,” ucap Nyai Wondo. Tiba-tiba matanya berbinar lantaran mendapati kebaya kesukaannya. Ia pun menanyakan berapa harga kebaya ini.

“Itu untuk Nyai saja. Karena sudah membantuku,” terangku. Ia menjerit gembira sekaligus bingung mendengar ucapanku.

 

***

 

Bagaimana cara meredam kegelisahan menanti kekasih tak kunjung datang? Pasti sangat menyiksa. Seperti itukah dirasakan Lisabeth?

Lihat selengkapnya