Malam di kawasan Riouwstraat berpendaran ramai oleh kedai, restoran, tempat judi, gedung pertunjukan. Tempat orang-orang berhambur duit menghabiskan malam mereka.
Niels dan Lars duduk manis di kedai milik orang Belgia, langganan kakak beradik itu. Sudah lama mereka berdua tidak menikmati malam bersama lantaran pekerjaan dan jarak berjauhan.
Niels banyak bertanya perkembangan perkebunan teh milik kakaknya. Lars berbangga diri menceritakan persiapan panen tahun ini. Ia membumbui hal-hal menakjubkan. Diyakini panen tahun ini akan berlimpah keuntungan. Harapannya supaya Niels terkagum-kagum akan kehebatan kakaknya. Lebih penting lagi supaya Niels mau bergabung dengannya di perkebunan.
Sejak dahulu ia selalu membujuk Niels membangun usaha bersamanya di perkebunan teh. Usaha paling menjanjikan berlimpah kekayaan di Keresidenan Priangan. Berton-ton teh dari Priangan dikirim ke pasar Eropa, Amerika, dan Asia.
Namun bujukan Lars selalu kandas. Padahal kalau bukan saudara kandungnya dengan siapa lagi perkebunan itu hendak dialih kuasakan saat ia tak sanggup lagi mengurus. Menghendaki Zella mengurus perkebunan teh tak pernah terlintas dalam jangkauan rencananya selama ini.