Dahlia Merah di Penghujung Abad

tuhu
Chapter #63

6

 Naik trem di kota Bandung terasa sangat nyaman. Mungkin lantaran sepanjang lintasan trem, setiap kanan kiri jalan tumbuh pepohonan rimbun menghijau serta berjajar taman-taman bunga. Menjadi selimut kesejukan abadi di antara teriknya siang ini.

Turun dari trem aku urung naik dokar atau kereta kuda, lebih baik berjalan kaki saja. Toh jalan menuju tempat tujuanku penuh pepohonan rindang.

Saking enaknya jalan kaki, tak terasa sudah sampai di depan pintu tempat kutuju. Studio foto Indische Verlichten.

Saat aku masuk seorang laki-laki menyapaku, menanyakan keperluanku. Kukatakan padanya aku hendak membuat album foto. Ia menyodorkan berbagai bentuk latar, setelah kupilih, aku tertarik berlatar perkebunan teh.

Tak lama kemudian aku dipersilahkan masuk ke ruang pemotretan. Kulihat seorang perempuan muda sedang sibuk membetulkan camera. Seorang laki-laki di sampingnya berucap pelan.

“Zella, hari ini giliranmu mengambil fotonya.” Perempuan itu menjawab seperlunya sambil terus membungkuk memberesi kerjaannya.

Saat aku duduk di kursi kayu, perempuan itu masih saja mengutak utik kamera. Dua temanya nampak resah. Salah satu dari mereka berbisik apakah sudah siap, kok lama sekali. Baiklah, sudah siap. Ayo kita mulai, seru perempuan itu, wajahnya berpeluh.

Lihat selengkapnya