Prawiragung gemetaran membacai berkas-berkas dari Dewi. Ia tak mengira Dewi melakukan ini semua. Semakin dalam ia menyelami tumpukan berkas itu semakin remuk redam hatinya. Semakin yakin kalau cerita Dewi itu benar adanya saat ia membaca sebuah berkas bercap Politiebureau di Batavia, tentang kasus pembunuhan adiknya.
Dari mana Dewi mendapatkan semua berkas ini? Gumun Prawiragung dalam hati.
“Apa yang sebenarnya kalian inginkan dariku?” tanya Prawiragung. Ia sudah tak bisa mengangkat kepalanya lagi. Air matanya deras merembes, jatuh bertubi-tubi membasahi rerumputan kering.
Dengan wajah dinginnya, Dewi mengatakan kedatangan mereka di sini hendak meminta tolong Prawiragung membebaskan Arya dari penjara. Sudah terbukti kalau keluarga Dyawarsa tidak pernah terlibat dalam pembunuhan adik Prawiragung. Tuduhan yang bertahun tahun disematkan pada keluarga Dyawarsa sudah gugur.
Walaupun Dewi sangat membenci keserakahan keluarga besar Arya namun kenyataannya mereka tak terlibat dalam pembubuhan itu.
“Aku yakin Tuan bisa melakukan itu. Bukankah Tuan sangat dekat dengan seorang bernama Van Haselling.”
Wigati cemas harap menunggu jawaban laki-laki paruh baya itu. Sedangkan Prawiragung masih terduduk lemas sambil memegangi kepalanya yang mendidih panas. Ia memandang sayu wajah Wigati.