Gulita di langit Bandung begitu memekat. Tak satu pun menyisakan setitik bintang di langit malam ini. Udara dingin ngilu menusuk. Diperparah hembusan angin malam menerpa apa pun dilewatinya. Hembusannya terasa mengerikan, seperti membawa bau kematian.
Di bawah langit malam, dua orang berjubah hitam berjalan cepat di sebuah jalan sempit. Pekatnya malam semakin menggelapkan keberadaan mereka berdua. Di sebuah perempatan mereka berbelok, melewati deretan rumah mewah.
Mereka mengendap masuk di sebuah pekarangan rumah. Memanjat tembok, melanjutkan langkah, menerabas semak-semak. Tak peduli tangan dan kaki berdarah tergores duri tanaman.
Telapak kaki mereka berhenti di sebuah rumah besar, bercat putih luntur, lampu-lampu menyala redup. Berbeda dengan rumah bergaya mewah di sekitarnya, rumah di hadapan mereka bergaya asli Pasundan. Sebagian konstruksi bangunan terbuat dari kayu.