Hanz berjalan terburu-buru keluar gedung sekolah. Ia hendak pergi ke gedung Harmonie. Memastikan persiapan pameran lukisan. Namun langkahnya tiba-tiba terhenti lantaran ia melihat Inspektur Baron duduk sendiri di kursi panjang taman sekolah. Menatap tajam dirinya. Hanz urung melangkah keluar gerbang, memutuskan menemui Inspektur Baron. Ia sudah tahu tujuan kedatangan inspektur itu.
“Sangat sibuk sekali Hanz,” ujar Inspektur Baron saat Hanz duduk di sampingnya. Banyak urusan harus aku siapkan untuk pameran Inspektur, jawab Hanz, perasaannya mulai terusik.
“Apa semua lukisan Marinus akan dilelang di pameran nanti?”
“Ya, semuanya. Termasuk lukisan yang dulu tak pernah ia jual. Pimpinan Societeit de Harmonie menghendaki demikian,” terangnya, dengan nada penuh penyesalan.
Inspektur Baron mendesah panjang. Ia teringat wasiat Marinus yang tidak mau menjual lukisan miliknya pada siapa pun. Kini semua lukisan Marinus sudah menjadi milik Societeit de Harmonie bukan sekolah tempatnya mengajar.