Dahlia Merah di Penghujung Abad

tuhu
Chapter #100

17

Malam ini Batavia berbalut kehangatan. Sinar rembulan walau tak sempurna namun sinarnya cukup menerangi gulita malam. Udara malam berdenyar hangat menyelimuti sebuah kawasan perumahan mewah.

Di antara rumah-rumah mewah ada sebuah rumah yang sejak sore menjelang petang nampak meriah penuh warna. Rumah mewah itu begitu terang bermandikan cahaya. Semakin terang oleh senyum binar kehadiran orang-orang berdandan anggun.

“Terimakasih atas undangan mewah ini Mijnheer Gerhardus,” puji seorang tamu. Gerhardus tersenyum puas mendengarnya. Ini hanya pesta kecil untuk menyambut para tamu istimewa, ungkap Wakil Resident Batavia itu. Ia juga mengungkapkan dirinya berbagi tugas dengan Tuan Residen. Malam ini ia menemani tamu-tamu yang diundang Gubernur Jendral.

Nampak para tamu undangan bersuka cita menikmati berbagai sajian makanan, termasuk makanan khas Hindia Belanda. Para tamu memuji setinggi langit makanan yang baru pertama kali ia kecap. Tak pernah aku makan seenak ini, ujar mereka.

Obrolan Gerhardus dengan tamunya terhenti lantaran Savina datang menghampiri mereka. Wajahnya berbalut keceriaan penuh kepuasan. Ia menyapa Gerhardus dan tamunya.

Gerhardus lantas memperkenalkan Savina pada para tamunya. Sekaligus melontarkan pujian kalau Savina seorang petinggi Societeit de Harmonie paling muda, pengusaha perempuan paling kaya di Batavia.

“Sepertinya Juffrouw harus mendapat penghargaan dari Yang Mulia Gubernur Jendral, sebagai perempuan paling maju di Hindia Belanda,” ungkap salah satu tamu. Pipi Savina merona atas pujian untuk dirinya.


Lihat selengkapnya