Dakwah Durjana

Oleh: Masrojah

Blurb

Ruang persidangan menjadi awal kisahnya dimulai. Sebagai seorang haji, Anwar sangat lah unik. Ia nekat mencuri untuk menghidupi anak jalanan dan orang gila.

Ia juga kerap berburu mayat tanpa identitas untuk diurus dan dimakamkan. Hal itu ia lakukan lantaran banyak klaim nama mayat tanpa identitas di tahun 1990 hingga 2014 untuk dijual belikan.

Hujan di Malioboro membuat dakwahnya kepada anak-anak jalanan kian mantap. Haji Anwar seorang penderma yang tak pikir panjang. Seluruh hidupnya dihabiskan untuk anak jalanan dan orang gila di pinggir jalan.

Kelakuan mencurinya itu muncul lantaran sudah tidak ada lagi orang dermawan yang peduli dengan para anak jalanan. Ia sadar apa yang dilakukan adalah sifat durjana. Tapi jika tidak demikian, dakwah tidak dapat dijalankan di panti maupun di jalan karena para anak jalanan bersedia mendengar khutbahnya ketika perut telah kenyang.

Untuk kedua kalinya haji Anwar dijebloskan kembali ke penjara. Komando di panti beralih ke remaja bernama Ipul. Ia yang mengurus para anak di panti. Meski gurunya pencuri, Ipul tidak demikian. Ia memilih mengamen menjadi boneka jalanan di persimpangan jalan untuk mencari sesuap nasi.

Di dalam penjara asmara tumbuh. Haji Anwar sudah lama memendam cinta dengan perempuan bernama Kunidah. Gadis manis yang membantunya berderma. Cinta mereka ada di genggaman sipir. Untuk berkomunikasi, haji Anwar dan Kun harus langganan ke sipir penjara. Sekedar kirim surat atau kirim makanan.

Lima tahun hukuman kedua telah dijalani. Haji Anwar tak lagi mencuri. Kini ia berjualan ubi. Kun yang mencintainya mendesak supaya segera dipinang. Uang penghasilan berjualan ubi tak cukup untuk biaya nikah.

Mereka sepakat mencuri mobil untuk dijual, dan hasilnya digunakan untuk biaya nikah. Usai ijab kabul, haji Anwar kembali diciduk polisi. Kali ini ia harus mendekam bersama kekasihnya di balik penjara.

Lihat selengkapnya