Hari itu aku sudah menjalani pengobatan di rumah sekitar satu bulan. Kesehatanku belum betul-betul pulih. Sehingga aku harus menghindari pekerjaan berat. Beberapa pekerjaan ringan yang biasa kukerjakan di rumah antara lain adalah mendengarkan kuliah subuh, di radio menyiram tanaman, membersihkan rumah dan membantu Ibu memasak di dapur. Aku menyelinginya dengan istirahat sejenak sebelum waktu Zuhur.
“An, jaga kesehatanmu baik-baik. Jangan sampai kamu kecapekan. Ingat apa yang dokter bilang. Virus itu nyaris tidak pernah lengah melihat celah di tubuhmu. Begitu daya tahan tubuhmu melemah maka virus itu akan langsung menyerangmu. Bahkan tidak hanya virus hepatitis B tetapi juga sirosis atau kanker hati.” Ibu mengingatkan aku setiap aku terlalu giat beraktivitas.
“Iya Bu. Cuman sekali ini saja kok.” Aku menjawab.
“Kalau ingin sehat kamu juga harus diet sesuai anjuran ahli gizi di rumah sakit.”
“Diet? Aku harus diet”
“Ya Annisa.”
“Aku yang sudah kurus begini harus diet? Aneh.” Aku menggerutu.
“Maksud diet di sini bukan begitu, An.”
“Lantas?”
“Maksudnya... diet makanan tinggi protein dan rendah lemak. Misalnya makan nasi lembek dengan tahu bumbu kuning tanpa santan, telur rebus, pepes ikan...”
“Jadi setiap hari aku harus makan nasi lembek dan lauk rebusan???”
“Ya An. Juga makan sayur dengan kuah bening seperti sup wortel kentang., sayur bayam dan sayur kecambah. Lauknya bothok tempe, bothok tahu, hati ayam kukus.”
“Gak boleh lauk gorengan?”
Ibu mengangguk.
“Mana tahan aku Bu.”
“Kalau kamu mau sehat ya harus begitu An. Setiap hari kamu juga harus minum obat. Karena kamu alergi minum obat kimia maka Ibu memberimu obat herbal seperti madu. Kata ustad di pengajian, madu adalah obat yang ada di dalamkitab suci Al-qur’an dan nabi Muhammad shallahu alaihi wasallam menggunakannya untuk obat.”
Aku mengangguk-angguk.
“Madunya Ibu campur dengan seduhan temulawak. Konon temulawak adalah herbal yang berkhasiat untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Madu juga berkhasiat sebagai antibiotika alami. Konsentrasinya tidak boleh pekat. Karena kalau pekat dapat mengganggu kinerja livermu.”
Aku diam mendengarkan penjelasan Ibu panjang lebar. Pikirku, ruwet juga jadi mantan pasien hepatitis B..