Pada mulanya aku merasakan kesulitan untuk mengikuti langkah-langkah salat yang benar menurut Rasulullah. Kadang-kadang aku malas mengerjakan salat sesuai sunah.. Ribet amat salat sesuai sunah. Pikirku. Kalau sudah begitu aku harus mengencangkan niatku terlebih dahulu, yaitu melakukan salat untuk meraih rida-Nya semata.
Lama-lama aku terbiasa mengerjakan salat dengan gerakan yang benar. Hikmah salat dengan gerakan yang benar bagi ibu hamil adalah melancarkan proses persalinannya dan setelah bayinya lahir maka akan memperlancar produksi ASI-nya. Sehingga setelah melahirkan ia tidak perlu membelikan susu formula untuk bayinya. Semoga aku dapat melahirkan bayiku dengan lancar dan produksi ASI-ku juga lancar. Aaamiin Yaa Rabb. Aku memanjatkan doa kepada-Nya. Apalagi harga susu formula relatif mahal. Sementara penghasilan suamiku relatif minim setiap bulannya. Jadi kemungkinan besar honor suamiku tidak cukup untuk membeli satu kaleng susu formula.
Sebelum hari-H persalinan aku sering melakukan pemijatan pada area-area tertentu. Aku sering memijat area mulut rahim dengan minyak Zaitun atau minyak bayi. Menurut ahli medis, pada saat persalinan organ intim wanita bisa membuka diri seperti pintu otomatis. Namun agar nantinya jalan lahir tersebut lebih elastis dan tidak begitu nyeri ketika melahirkan maka area jalan lahir perlu mendapatkan pemijatan terutama pangkal paha dan mulut rahim.
Aku juga melakukan senam hamil selama tiga puluh menit menit setiap hari. Aku mendapatkan tipsnya dari teman yang berprofesi sebagai instruktur senam. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: pertama melakukan pemanasan sebelum senam hamil yaitu dengan berjalan di tempat atau mengitari rumah beberapa kali selama sekitar sepuluh menit. Kedua, berbaring sambil melipat tangan di bawah kepala lalu mengangkat kaki secara bergantian seperti mengayuh sepeda. Hal ini aku lakukan di atas tempat tidur. Ketiga, berbaring terlentang. Lalu aku mengangkat kedua kaki kira-kira sebesar empat puluh lima derajat secara bergantian. Langkah ini pun aku lakukan di atas kasur. Keempat, berjongkok sambil beringsut seperti orang mengepel lantai. Langkah keempat ini biasanya aku praktekkan dengan mengepel lantai agar aku mendapatkan dua keuntungan yaitu persalinan yang lancar dan lantai rumahku yang menjadi lebih bersih. Langkah kelima adalah berjongkok dengan kedua kaki berjinjit. Lalu berdiri sambil memegang sandaran kursi yang ada di rumahku. Agar senam terasa berkah maka sebelum memulainya aku membaca “Basmallah” dan pada setiap langkahnya aku mengiringinya dengan dzikir dalam hati.
Ikhtiarku selanjutnya adalah latihan Lift yaitu latihan melenturkan otot pantat. Otot ini seperti angka delapan mengikat organ intim wanita dan anus yang berfungsi melindungi rahim. Organ ini dapat dirapatkan dalam-dalam (ditegangkan) dan dikendurkan menurut kemauan ibu hamil. Semakin baik ibu hamil mengendalikan atau merapatkan-mengendorkan organ ini maka semakin baik pula cara kerja organ tersebut pada saat ibu hamil menjalani persalinan nanti. Langkah-langkah latihan Lift adalah sebagai berikut: Menahan air kencing atau air seni yang hendak keluar lalu air seni tersebut dikeluarkan secara perlahan-lahan seolah-olah turun dari lantai empat dengan lift dan ketika sampai di lantai dua dihentikan agar otot-otot tersebut tidak terlalu kendur.
Sejak aku mengetahui kehadiran bayi di dalam rahimku, aku berusaha mengadakan kontak batin dengannya sesering mungkin. Aku membisikkan tasbih, tahmid, dan takbir sambil mengelus perutnya. Aku juga membisikkan Asma’ul Husna, sholawat nabi, istighfar dan doa-doa yang memberikan efek positi pada perkembangan janin.
Setiap hari, sebelum menyampaikan bisikan-bisikan itu, aku mengelus perutku dengan rasa cinta. Kadang-kadang aku mengucapkan salam, “Assalamu’alaikum, anak shaleh!” Dan kemudian aku menjawab salamku sendiri: “Wa’alaikummussalam, Umi!” Terkadang aku membacakan ayat-ayat suci Al-qur’an meskipun masih terbata-bata. Hal ini aku lakukan ketika di rumah tidak ada orang. Aku malu jika ada orang yang melihatku sedang berbicara dengan seorang bayi yang belum lahir. Mungkin orang akan menganggapku terkena gangguan jiwa alias ODGJ Orang Dengan Gangguan Jiwa..
Pada waktu-waktu tertentu aku menulis surat untuk calon bayiku. Aku menulis surat untuk calon bayiku di buku diariku. Dan inilah beberapa surat untuk calon bayiku atau janin.
Ananda Pertama,
Kau yang kukasihi, calon penyejuk mata Umi dan Abi. Umi senantiasa berdoa semoga ananda lahir dengan lancar dan mempunyai fisik yang sehat. Umi juga senantiasa berdoa sebagaimana doa nabi Ibrahim Alaihi Sallam kepada Allah, “Ya Allah, anugerahkan kepada kami anak yang sholeh!”
Ananda Pertama,
Meski Umi sedang mengandungmu, Umi tetap giat bekerja. Bahkan Umi senantiasa mengikuti ke mana Abi pergi, misalnya, ke desa Patirana yang lokasinya dekat hutan dan sering menjadi tempat perkemahan. Umi juga sering pulang ke rumah dengan berjalan kaki sambil menggandeng tangan Abi, terutama jika kami tak mempunyai cukup uang untuk naik ojek.