Hari perkiraan persalinan pun tiba. Aku tidak merasakan apa-apa sampai larut malam kecuali sering timbul keinginan buang air kecil. Sehingga aku sering mondar-mandir ke kamar kecil tanpa buang air kecil. Perkiraan kelahiran anak pertamaku meleset. Ibu pernah bilang, kalau banyak berjalan maka akan mempercepat persalinan. Aku pun memperbanyak aktifitas berjalan-jalan. Aku berjalan-jalan di sekitar rumah. Setelah sekian lama berjalan-jalan belum juga terjadi pembukaan jalan lahir, maka aku berhenti berjalan-jalan.
Hari perkiraan kelahiran anak pertamaku akhirnya lewat begitu saja. Usia kandunganku sudah mencapai sembilan bulan lebih beberapa hari. Tiba-tiba aku merasakan sakit perut yang tidak seperti biasanya. Mungkin akibat kontraksi otot-otot rahim sebagaimana penjelasan sebuah buku tentang kelahiran. Aku merasa tegang sekali karena belum pernah melahirkan bayi sebelumnya. Ibu yang biasa mendampingiku setiap kali aku sakit, saat itu tidak sedang berada di samping aku. Beberapa pertanyaan sempat menggelayuti pikiranku , “Apakah panggulku cukup lebar sehingga bayiku bisa melewatinya? Apakah aku akan melahirkan bayiku dengan selamat? Apakah bayiku akan lahir dengan selamat? Apakah bayiku akan lahir normal? Apakah bayiku laki-laki atau perempuan? Apakah pilek yang sering kualami ketika udara dingin tidak akan kambuh pada saat aku melahirkan? Apakah perempuan yang pernah menderita penyakit hepatitis B dengan pendarahan hebat dan terancam sirosis seperti aku ini bisa kuat mengejan?”
Bayangan tentang hepatitis kronis yang bisa menyerangku sewaktu-waktu itu, aku coba lenyapkan dalam pikiraku. Aku mengucapkan Basmallah. Minum air putih seteguk demi seteguk. Dengan izin-Nya air putih itu dapat menenangkan hatiku.
Aku menarik nafas dalam-dalam. Lalu mengembuskannya pelan-pelan. Aku pasrah. Betul-betul pasrah kepada-Nya. Apa yang akan terjadi di luar jangkauan nalarku. Tidak ada keuntungannya aku berpikiran negatif. Bahkan bisa-bisa hal yang negatif akan terjadi jika pikiranku terus menerus terpaku pada hal-hal negatif. Bukankah Dia akan mengikuti prasangka hamba-Nya?
Selama beberapa jam aku hanya merasa mulas-mulas tanpa rasa sakit yang berarti. Sehingga aku bisa melakukan beberapa aktivitas, seperti: menyiram tanaman, mengambil air dari tempat penampungan air sampai tempayan di rumah penuh.
Aku beristirahat sejenak untuk minum segelas susu, makan pepaya, dan mengunyah kurma. Aku suka kurma karena banyak manfaatnya, misalnya untuk kontraksi, mengurangi pendarahan rahim. Sehingga masa nifas tak berlangsung lama. Dan mempercepat pemulihan rahim. Sehingga posisi rahim segera kembali normal.
Siang usai menunaikan salat Dhuhur, aku menyapu dan mengepel lantai. Setelah itu aku menyiapkan kain panjang pemberian ibu mertua untuk persalinan. Lalu aku merapikan ranjang besi kuno yang ada di rumahku untuk persalinan. Karena, aku akan melahirkan di rumah. Menata perlengkapan bayi. Menyediakan satu lusin lilin untuk penerangan. Mempersiapkan handuk dan pakaian gantiku yang bersih. Menjerang air satu panci besar untuk mandi.
Beberapa jam setelah itu perutku terasa mulas lagi dengan rasa sakit yang lebih hebat. Perutku bagian bawah terasa mengganjal seperti ada benda keras berbentuk bulat yang menempel di mulut rahim. Kadang-kadang perutku terasa mulas sekali dan otot-otot di pinggangku seperti ada orang yang menarik-nariknya dengan sangat kencang.