Setelah Bapak meninggal dunia dankami memakamkan Bapak di Bekasi, Ibu pulang ke Surabaya. Mau tidak mau aku dan Jamil menemani Ibu tinggal di Surabaya. Aku meminta izin Mas Dedi untuk menemani Ibu tinggal di Surabaya selama beberapa minggu. Mas Dedi mengizinkannya. Konsekuensinya, Mas Dedi harus mengurus tiga anak sendiri sambil bekerja mencari nafkah.
Setelah sekitar dua bulan tinggal di Surabaya, di kampung Ibu terjadi wabah demam berdarah dan Jamil terserang demam. Pada malam hari panasnya tinggi sekali. Aku mengompresnya dengan kain lap basah. Esok harinya panasnya turun. Selama beberapa hari tubuh Jamil demam. Sebelum penyakit Jamil bertambah parah, aku membawanya ke Klinik Umum untuk memastikan penyakitnya. Kata dokter, kemungkinan Jamil terkena penyakit demam berdarah. Kemudian dokter memberi Jamil resep obat demam berdarah dan menyuruh Jamil kembali ke kliniknya dua hari lagi karena besok hari libur.
Karena tidak ada uang untuk membawa Jamil kembali berobat ke klinik maka aku mengobati penyakit Jamil sendiri di rumah. Aku mengobati jamil sambil tak kenal lelah memohon kesembuhan kepada-Nya.
Aku juga membaca artikel tentang bagaimana menangani pasien demam berdarah atau DB. Menurut artikel yang kubaca di sebuah majalah, DB adalah penyakit infeksi dan penyebanya adalah virus dengue. Virus ini masuk ke dalam pembuluh darah dan menyerang dinding pembuluh darah yang mengakibatkan bocornya pembuluh darah sehingga menimbulkan penurunan jumlah trombosit. Trombosit adalah bagian darah yang berperan dalam proses pembekuan darah. Ketika DB yang meneyerang seseorang sudah parah, maka darah bisa keluar melalui pori-pori kulitnya. Kenapa? Karena trombositnya tidak cukup untuk membekukan darahnya. Jumlah trombosit dalam 1 mm3 darah sehat kira-kira ada 250.000.
Oleh karena itu untuk merawat anak yang menderita DB adalah dengan memberinya makanan yang dapat meningkatkan kadar trombosit dan daya tahan tubuhnya, misalnya, nasi soto ayam atau lontong balap, sup jamur, sayur bening daun kelor.. Minumannya, air kelapa muda, sari kedelai, susu kambing, air rendaman kurma, dan air putih.
Aku mengobati anakku yang terserang DB dengan obat herbal yaitu seduhan temu lawak dan madu. Aku juga memberikan terapi psikis kepada Jamil yaitu pelukan hangat dari diriku sesering mungkin.
Beberapa hari Jamil terbaring di tempat tidur. Setelah menjalani perawatan di rumah dengan mengkomsumsi makanan yang bergizi dan minum ramuan herbal buatanku sendiri kondisi kesehatan Jamil berangsur-angsur baik.