Bab 45 Betapa Allah Sayang
Semakin hari penyakit ayahnya semakin parah. Sehingga ayahnya harus menjalani perawatan di ruang rawat inap penyakit jantung khususnya di ICU sebuah rumah sakit di Bondowoso cukup lama. Kemudian menjalani perawatan di ruang ICCU (Intensive Cardiology Care Unit) sebuah rumah sakit di Surabaya dengan biaya Jamkesda (Jaminan Kesehatan Daerah) dan sebagian uang tabunganku. Qodarullah saat itu aku mendapatkan rezeki sekian puluh juta rupiah dari hasil menjual tanah warisan.
Setelah sekitar sebulan menjalani perawatan secara intensif di ruang ICCU rumah sakit, ayah Hana meninggal dunia. Inna lillahi wa Inna ilaihi raji'un. Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya kami akan kembali. Setelah ayahnya meninggal dunia otomatis Hana dan adiknya menjadi anak-anak yatim.
Meskipun Hana tidak punya ayah yang dapat menafkahi, menjaga dan menyayanginya, tetapi Allah memberi Hana dua kakak laki-laki yang mampu menggantikan peran ayahnya yaitu mengayomi dan membantuku menafkahinya.
Meskipun penghasilanku sebagai pelaku bisnis rumahan tidak menentu. Tetapi, Allah memudahkan aku mengantarkan Hana menuntut ilmu di pondok pesantren Tahfidzul Qur'an di Jember.
Setelah menyelesaikan studinya di pondok pesantren Tahfidzul Qur'an Hana tinggal bersamaku di Bondowoso. Setiap hari kegiatan Hana hanya rebahan di tempat tidurnya sambil memainkan ponselnya. Kalau sudah bertemu dengan Fulanah teman sebayanya di dunia maya maka dia akan menghabiskan waktunya untuk bermain game dengan fulanah. Kadang-kadang sampai lupa makan dan waktu salat kalau aku tidak mengingatkannya.
"Jangan main game terus. Nanti kamu bisa kecanduan. Kalau sudah kecanduan sulit berhenti. Jika kamu ingin menjadi wanita sholihah maka pantaskan dirimu menjadi hamba yang dicintai-Nya... " Aku menasihati Hana setelah berjam-jam tak bergeser dari tempatnya bermain game.