47. Terima Kasih, Hana
Sore itu aku tak henti-hentinya mengucapkan rasa syukur. Betapa tidak? Hana anak perempuanku satu'satunya itu memberiku hadiah yang tidak aku sangka-sangka. Apa hadiahnya? Harganya tidak seberapa memang. Tetapi kehadirannya membuatku bahagia. Selain memberiku makanan ringan untuk aku berbuka puasa seperti biskuit Roma dan permen coklat kerikil, Hana juga memberiku hadiah buku yang berjudul Takallam Saudi sebuah buku yang mengajarkan bahasa Arab Amiyah yang sudah lama aku dambakan.
Dengan adanya buku bahasa Arab Amiyah itu aku melalui hari-hariku dengan belajar bahasa Arab.
Di sela-sela kesibukanku belajar bahasa Arab aku menghabiskan waktuku untuk menulis, mengurus pekerjaan rumah dan berkebun.
Berkat dukungan Hana, aku tidak hanya punya kesempatan untuk belajar bahasa Arab fusha (baku) tetapi juga punya kesempatan belajar bahasa Arab Amiyah (pergaulan) yang Insya Allah nantinya berguna ketika aku menunaikan ibadah umroh di Baitullah Mekah. Hana membelikan hadiah tersebut dari uang hasilnya berjualan kimbab.
Sejak usia belasan tahun Hana sudah belajar berdagang di pondoknya. Hana berdagang barang kebutuhan santri putri seperti kaos kaki, jilbab dan kosmetika perawatan wajah. Meskipun pada akhirnya Hana mendapatkan peringatan dari pondoknya karena berjualan di pondok merupakan pelanggaran berat.