52. Lupakan Masa Lalu
Malam sudah larut. Hana memasuki kamarnya, menjatuhkan tubuhnya ke tempat tidur dan memejamkan matanya. Satu menit. Lima menit. Sepuluh menit. Belum juga bisa tidur. Hana tak habis pikir mengapa Umi tiba-tiba menjodohkan dirinya dengan lelaki dari Saudi. "Apakah Umi tidak tahu lelaki dari Saudi itu suka poligami dan aku tidak mau dimadu?"
Lama-lama Hana tertidur dan bermimpi. Hana bermimpi menjalankan ibadah umroh bersama Umi. Dalam balutan gamis dan masker hitam Hana berjalan-jalan bersama Umi di sekitar masjidil haram Mekah. Di tengah perjalanan tiba-tiba hujan turun. Hana pun bergegas kembali ke hotel. Baru saja berjalan beberapa langkah Hana terpeleset. Sebelum jatuh ke tanah, seorang lelaki berwajah Arab yang sedang berjalan-jalan di dekat Hana refleks menangkap tubuh mungilnya. Serta merta
Hana melepas tangan lelaki itu begitu dia menyadari ada seorang lelaki yang menolongnya.
"Syukron," ucap Hana lirih sambil cepat-cepat berlari ke arah Umi. Betapa malunya Hana setelah kejadian itu.
"Ada apa Hana," tanya Umi keheranan.
"Tidak ada apa-apa, Umi", jawab Hana dengan nafas terengah-engah. Dan Hana pun terbangun.
^-^
Esoknya. Umi mengirimi Hana foto-foto seorang lelaki dari Saudi lewat WA. Nama lelaki itu Dokter Ahmad. Hana sepertinya pernah melihat instagramnya beberapa kali.
Baru saja Hana selesai melihat foto-foto Dokter Ahmad kiriman Umi di ponselnya, tiba-tiba Umi mendekati Hana. Umi menanyakan pendapatnya tentang Dokter Ahmad.
"Bagaimana Hana, apakah kamu sudah mantap menerimanya?"
Hana menunduk diam. Bukan karena Hana tak menyukainya, melainkan karena Hana belum percaya diri menikah dengannya. Bahkan Hana merasa tak pantas menikah dengan Dokter Ahmad. Alasan Hana antara lain adalah Dokter Ahmad berasal dari keluarga kaya. Sedangkan Hana dari keluarga sederhana. Dokter Ahmad berwajah tampan. Sementara Hana berwajah biasa-biasa saja dan banyak wanita cantik di Arab Saudi yang mengitari Dokter Ahmad. Hana khawatir Dokter Ahmad nanti mencampakkannya. Apalagi Hana juga bukan wanita seksi seperti wanita-wanita yang follow akun instagramnya.
"Mungkin dia punya masa lalu yang buruk. Meskipun demikian itu bukan urusanmu. Apalagi jika dia sudah memutuskan untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik maka abaikanlah masa lalunya yang kelam." Umi memberi nasihat setelah sekian lama Hana hanya membisu.
"Iya Umi. Aku sendiri punya masa lalu yang buruk dan harus aku lupakan."
"Maksud Umi... kalau kamu jadi menikah dengan Dokter Ahmad maka fokuslah menjadi isteri yang shalihah yang taat dan mencintai suamimu."
"Iya Umi." Hana menjawab sambil menunduk.
"Lelaki Arab itu kalau salat wajib selalu tepat waktu. Dan akhlaknya baik. Bibi Hana yang mengatakannya."