Pagi itu Dokter Ahmad pamit ke istrinya pergi ke belakang rumah. Beberapa menit kemudian Dokter Ahmad berteriak-teriak memanggil-manggil nama Hana. "Hana, habibti. Ke marilah
Mendengar suaminya memanggil namanya maka ia pun bergegas ke belakang rumah. Tepatnya di depan sangkar lovebird di sebelah green house alias rumah tanaman. Karena ia melihat suaminya ada di rumah tanaman.
"Ada apa, Habibi?" Hana bertanya keheranan.
"Lovebird betina ini. Kasihan dia sendirian."
"Iya. Nanti kita beli lovebird jantan pasangan dia. Tapi aku belum tahu di mana tempat beli lovebird."
"Lovebird betina ini beli di mana?" Tanya Dokter Ahmad.
"Lovebird ini diberi muridku. Jadi aku tidak tahu berapa harganya. Coba nanti aku tanyakan muridku yang memberiku lovebird ini."
"Ya segera tanyakan agar kira bisa punya sepasang lovebird."
"Sekarang aku mau bikin kopi dulu ya Habibi?"
"Ya sana bikin gahwah Arabica Java."
"Okay." Hana menyahut sambil bergegas pergi ke dapur. Sementara Dokter Ahmad kembali bercengkerama dengan lovebird.
^_^
Pagi itu saat Hana sedang membuat wedang kopi untuk suaminya, tiba-tiba terdengar seseorang mengetuk pintu sambil mengucapkan salam, "Assalamu'alaikum!"
"Wa alaikum sallam," sahut Hana sambil melarutkan gula yang sudah ia tuang ke wedang kopi Arabica Java. Setelah itu Hana melangkahkan kaki menuju pintu depan.
Hana membuka pintu depan rumahnya. Seorang Ibu bersama seorang anak perempuan berdiri di hadapannya. Anak perempuan itu membawa seekor lovebird. Dia adalah murid Hana di SD Islam. Namanya Ira.
"Mari masuk Bunda Ira." Hana mempersilahkan mereka masuk dan duduk di ruang tamu.
Setelah mereka masuk dan duduk. Sang ibu berkata,"Maaf ustazah Hana. Kami cuman sebentar. Ira hanya mau mengantarkan seekor lovebird. Pasangan lovebird yang dulu pernah Ira berikan ke ustadzah."
"Ya ustazah. Lovebird ini buat kado pernikahan ustazah." Ira menimpali seraya menyerahkan seekor lovebird dalam keranjang mungil kepada Hana.
"Semoga ustazah dan suami menjadi pasangan yang saling setia dan mencintai seperti sepasang lovebird," ucap ibu Ira.
Mendengar perkataan ibu Ira tersebut Hana merasa terharu. Betapa pedulinya wali murid itu kepada dirinya.
"Maaf ustazah. Kami mau pamit dulu. Karena acara di Jember. Ucap ibu Ira.
" Ya Bunda Ira. Silakan. Terima kasih atas kunjungan dan kadonya."