Dalam Bayangan Sirosis

Abdisita Sandhyasosi
Chapter #56

Saat Perpisahan



Air mata Hana meleleh deras sekali. Ia tidak kuasa menahan air matanya. Suka atau tidak suka ia harus merelakan suaminya pergi ke Arab Saudi, negeri asalnya. Selain karena cuti Dokter Ahmad sudah habis dan ia harus kembali bekerja sebagai dokter di sebuah rumah sakit di Arab Saudi, juga karena banyak hal yang harus segera ia selesaikan di Arab Saudi. Khususnya urusan pernikahan resminya dengan Hana.


 Umi tidak mengizinkan Dokter Ahmad membawa Hana ke Arab Saudi. Alasan Umi karena  Hana belum memiliki surat nikah yang resmi atau sah menurut hukum negara Indonesia dan kerajaaan Arab Saudi. Jika Hana mengikuti suaminya tinggal di Arab Saudi tanpa surat nikah resmi maka resikonya adalah Hana tidak memiliki payung hukum yang dapat melindungi hak-haknya sebagai seorang istri. Sehingga Hana rentan terkena sanksi hukum di Arab Saudi. Kabarnya ada sekitar 300 perempuan warga negara Indonesia berada di penjara Arab Saudi. Memang kasus mereka umumnya prostitusi. Tetapi, pengadilan Arab Saudi tidak pandang bulu. Ia juga menjebloskan korban pemerkosaan atau seorang perempuan yang tinggal bersama lawan jenisnya tanpa surat nikah resmi ke dalam penjara.


Hana mencoba menyadari bahwa apa yang datang kepadanya suatu hari nanti akan pergi. Cepat atau lambat. Karena di dunia ini memang tidak ada yang abadi. Ketika Allah azza wa jalla mempertemukan Hana dengan Dokter Ahmad dalam sebuah hubungan yang sah yang bernama akad nikah. Hal itu tidak berarti Hana dapat hidup bersama Dokter Ahmad selamanya. Apalagi hubungan itu hanya sebatas nikah sah menurut agama yang lazim disebut nikah siri sebagaimana yang sedang ia jalani.


Setelah beberapa hari menjalani kehidupan berumah tangga bersama dengan Dokter Ahmad, Hana benar-benar harus merelakan Dokter Ahmad pergi ke Arab Saudi. Kalau Dokter Ahmad memang jodohnya maka Allah ta'ala pasti akan mempertemukannya kembali.  


Hana yakin Allah akan mempertemukan dia dengan Dokter Ahmad dan pernikahannya dengan Dokter Ahmad akan langgeng. Dengan rahmat-Nya ia dan suaminya akan saling setia dan mencintai hingga ajal yang memisahkan mereka. Hana juga yakin bahwa Allah ta'ala akan membimbing dirinya dan suaminya menjadi sepasang kekasih halal yang saling setia dan mencintai seperti lovebird.


"Hana, aku ingin melewatkan bergantinya musim di Arab Saudi bersamamu. Melewati setiap pergantian tahun demi tahun tanpa harus kesepian lagi. Tetapi kenyataannya takdir berkata lain. Umi tak mengizinkan aku membawamu ke Saudi sebelum kita mempunyai akta nikah yang resmi. Aku dapat memahaminya. Mana ada seorang ibu yang sampai hati membiarkan puterinya hidup bersama lelaki asing di negeri asing tanpa surat nikah resmi?" Kata Dokter Ahmad pada malam terakhir sebelum kembali ke Arab Saudi.


"Karena kebanyakan lelaki tidak bertanggung jawab. Apalagi kalau yang perempuan hamil." Hana berkomentar. 


"Tapi aku bukanlah tipe lelaki yang demikian. Insya Allah aku akan berusaha menjadi suami yang bertanggung jawab meskipun akta nikah kita belum jadi."  


"Tapi kalau Umi tak mengizinkan Habibi membawaku pergi ke Arab Saudi apa yang bisa kuperbuat?"


^_^


Lihat selengkapnya