Dalam Bayangan Sirosis

Abdisita Sandhyasosi
Chapter #58

Saat Jin Menyerang


Meskipun Hana adalah tamatan pondok pesantren Tahfidzul Qur'an yang pernah hafal lima belas juz yang setara dengan separo kitab suci Alquran. Tetapi, Hana tidak kebal dari serangan jin. Apalagi beberapa hari ini Umi jarang melihat Hana membaca Al-Qur'an dan muroja'ah atau mengulang hafalan Al-Qur'an. Bahkan Umi sering melihat Hana asyik menonton film game of thrones. Kadang-kadang film horor. Umi selalu mengingatkan Hana agar tidak melupakan hafalannya setiap melihat Hana menonton film. Dan jawaban Hana sering membuat Umi mengelus dada.


Suatu malam Umi melihat Hana asyik menonton film Game of Thrones dan Umi menegurnya, "Kalau bisa kurangi nonton filmnya terutama GoT dan film hantu. Karena film macam GoT dan horor dapat melalaikanmu dari mengingat Allah."


"Lagi suntuk, Umi. Aku ingin hiburan " jawab Hana dengan muka cemberut.


"Nanti kamu  bisa mimpi ketemu hantu atau jin. Karena, film-film seperti itu biasanya disukai jin." Ucap Umi dengan nada kesal.


"Hantu atau jin. Siapa takut?" Sahut Hana ringan.


Mendengar jawaban Hana itu Umi hanya bisa mengelus dada sambil beberapa kali mengucapkan istighfar.


^_^


Hana dan Dokter Ahmad biasanya tidur di kamar belakang. Sejak Dokter Ahmad kembali ke Arab Saudi Hana harus tidur sendirian di kamarnya. Tidak ada lagi teman ngobrol yang mengasyikan. Tidak ada lagi teman menonton film. Hal ini  membuat Hana galau dan mengalami insomnia. Daripada gabut maka ia sering menghabiskan waktu malamnya dengan menonton film game of thrones.  


Gara-gara sering menonton film dan lupa membaca doa perlindungan, Hana sering mendapatkan serangan jiñ  terutama pada malam hari ketika ia sudah terlelap di dalam tidurnya.

 Karena takut tidur sendirian di kamarnya maka Hana pun  pindah tidur ke kamar Umi. Sayangnya, jin masih mengikutinya. Umi sering membangunkannya kalau dia mengigau yang aneh-aneh.

^_^

Malam itu betul-betul nyata. Hana yakin sekali. Penglihatannya mustahil menipunya. Seekor naga raksasa dengan sepasang mata yang menonjol memelototinya. Lidahnya menjulur-julur mengeluarkan kilatan api. Suaranya menggelegar menggetarkan bumi. Tangannya yang kekar dengan kuku-kuku yang tajam hendak menerkamnya.

"Pergiii!" Teriak Hana.

Umi mengguncang-guncang lengan Hana dengan keras.

Hana terbangun dengan ekspresi ketakutan. "Alhamdulillah aku masih hidup."

Lihat selengkapnya