Dalam Bayangan Sirosis

Abdisita Sandhyasosi
Chapter #63

Rindu Saudi




Wajah Hana berubah ceria seketika saat Umi menyampaikan sebuah kabar. Ya, hati siapa yang tidak bahagia kalau akhirnya Hana harus terbang ke Arab Saudi.Tidak hanya karena untuk menyelesaikan urusan nikah resminya, tetapi juga untuk tinggal di Arab Saudi bersama suaminya.


Dokter Ahmad suaminya yang membelikan tiket pesawat Surabaya-Jakarta dan Jakarta-Riyadh. Kak Adil menemani Hana terbang ke Arab Saudi. Sepanjang perjalanan naik pesawat Hana banyak diam. Namun pikirannya mengembara ke negeri yang telah bertahun ia impikan. Ya negeri lelaki terbaik sepanjang zaman, yaitu Rasulullah shallahu alaihi wasallam dan sekaligus negeri suaminya yang tercinta..


Sekali-sekali Hana membuka ponselnya. Mengecek pesan yang telah masuk. Betapa hati Hana terkejut ketika melihat ada pesan dari Umi yang belum ia baca. Pesan itu Umi kirim sebelum ia terbang ke Riyadh. Berikut ini adalah pesan Umi.


Hana, puteriku yang manis. Sesungguhnya hati ini berat untuk melepaskanmu pergi ke negeri separo hatimu.

Rasanya hati Umi seperti hilang separo sejak kau pergi jauh ke Arab Saudi, negeri separo hatimu. Bahkan Umi nyaris mengalami depresi. Oleh karena itu izinkan Umi untuk mengobatinya dengan menulis surat ini kepadamu.  


Puteriku yang manis, kisah perjalanan hidup  seorang wanita yang kini hampir berusia 60 tahun memberi Umi inspirasi untuk menulis surat ini. Dalam usianya yang sudah senja dia memanfaatkan waktunya untuk berkebun, belajar bahasa Arab online dan menulis di rumahnya yang sederhana di lereng gunung Argopuro. Namanya, sebut saja Sholihah. Wanita biasa. Tetapi,  In Syaa Allah di mata suaminya _Rahimahullah_ Sholihah adalah wanita luar biasa. _Qodarullah_ Suaminya menyebutnya isteri sholihah menjelang kematian menjemputnya. Semoga Allah ta'ala selalu membimbingnya hingga ia benar-benar menjadi sholihah sebagaimana ucapan suaminya dan engkau yang membaca surat ini juga selalu mendapatkan bimbingan-Nya untuk menjadi wanita sholihah. Aamiin Yaa Rabb. 


Hana, puteriku yang manis. Sholihah adalah wanita biasa, tetapi dia wanita yang luar biasa di mata suaminya.


Hana puteriku, dalam kehidupan sehari-hari Sholihah berusaha istiqamah bertutur kata santun. Bergaya hidup qonaah, bersabar dengan rezeki yang sedikit. Berusaha sabar ketika ditimpa musibah dan bersyukur ketika mendapatkan nikmat. Dia juga berusaha menjaga wudhu dan shalat fardlu tepat waktu. Menjaga lisannya agar tak mudah tergelicir pada perkataan yang tak berbobot dan berfaedah. Menjaga hatinya agar selalu terpaut kepada-Nya saja.

Lihat selengkapnya