Dalam Bayangan Sirosis

Abdisita Sandhyasosi
Chapter #67

Menanam di Riyadh


Pepatah Arab mengatakan bahwa siapa yang menanam maka kelak ia akan menuai alias memanen hasilnya. Karena pepatah itulah Hana ingin menanam sayur di halaman rumah suaminya di Riyadh. Meskipun tanahnya tandus. Kebetulan ketika belanja di warung atau bagalah Indonesia Hana melihat ada beberapa labu siam tua dan sudah ke luar akarnya. Lalu Hana pun membeli tiga buah labu Siam tua.


Setelah sampai di rumah Hana menyiapkan media tanam untuk menanam labu siam. Media tanam itu terdiri dari pasir, kompos dari sampah dapur dan kohe (kotoran hewan) yang sudah ia fermentansi. Lalu Hana menghampiri Dokter Ahmad yang sedang bercanda dengan As si kucing abu-abu yang rumahnya di sudut halaman.



"Habibi, izinkan aku menanam labu siam di halaman rumah Habibi," ucap Hana sambil mencolek lengan Dokter Ahmad.


"Apa? Menanam labu siam?" Tanya suaminya kaget.


"Iya. Biar aku tidak usah beli sayur."


"Kamu tidak perlu menanam sayur. Aku mampu membelikan sayur untuk kamu."


Hana diam. Matanya berkaca-kaca. "Hidup di sini sungguh membosankan. Mau berkunjung ke tetangga tidak bisa. Mau menanam juga tidak bisa. Padahal menanam membuat aku terus bergerak menyemai benih cintaku kepada suamiku dan juga benih cintaku kepada-Nya."

Dokter Ahmad tidak sampai jati melihat Hana.

"Boleh saja kamu menanam. Tetapi tanah di sini tidak subur. Tidak seperti tanah di desamu. Nanti kamu bisa frustrasi kalau labu siammu tidak tumbuh subur," ucap Dokter Ahmad sambil mengusap air mata yang membasahi pipi Hana.


Lihat selengkapnya