Dalam Bayangan Sirosis

Abdisita Sandhyasosi
Chapter #68

Menanti Kelahiran



Hari telah larut malam. Dalam benak Hana terbayang burung hantu di desanya yang sedang mengeluarkan suaranya yang merdu. Uhu! Uhu! Uhu! seperti mengucapkan salam. Lalu Hana berdiri dan tidak beranjak dari melihat bulan yang sedang purnama. Sementara suara para jangkrik terdengar riuh rendah bagaikan simponi nada. Angin berembus sepoi-sepoi basah.

Hana masih berdiri menatap bulan. Siluet pepohonan kurma nampak indah memeluk raga Hana yang membelakangi teras lantai atas apartemen mungil ( menurut ukuran orang Saudi) milik Dokter Ahmad di Khobar. 


"Habibi, aku lemas sekali." Tiba-tiba Hana berteriak manja. Lalu Hana pergi ke kamarnya dan merebahkan tubuhnya ke atas tempat tidur dengan susah payah. Kehamilannya membuatnya serba salah.

"Bagaimana lagi. Kamu makan terlalu sedikit Habibati." Dokter Ahmad meletakan jurnal penelitian penyakit dalam di meja dekat tempat tidur dengan terburu-buru. Lalu ia segera menyusun bantal agar Hana bisa berbaring di tempat tidur dengan nyaman.


"Habis aku muntah terus, Habibi. Malas yang mau makan,"sungut Hana.



"Meskipun begitu kamu harus tetap makan Habibati. Pikirkan bayimu. Biar lahir sehat dan kuat."


 "Hamilku kok tidak seperti ibu hamil pada umumnya ya Habibi?"

Lihat selengkapnya