Khobar. Suatu malam di bulan Januari 2022. Seorang perempuan Indonesia berusia dua puluh satu tahun yang bernama Hana itu merasakan tanda-tanda awal persalinan. Sehingga Hana bisa melakukan beberapa aktivitas rutin sehari-hari seperti menyiram tanaman, memasak untuk makan malam suaminya. Setelah itu Hana menyiapkan kain panjang motif batik sidomukti yang ia bawa dari Indonesia untuk persalinan perdananya. Kemudian ia memasukkan perlengkapan bayi Arab pemberian Ummi (panggilan untuk ibunda dokter Ahmad) ke dalam tas bayi sambil mengemil Kurma. Ada satu kotak kurma ajwa di atas meja.
Hana mengemil kurma Ajwa sambil tak henti-hentinya memanjatkan doa kepada- Nya agar Allah ta'ala memberinya kemudahan dalam menjalani persalinan pertamanya.
Malam itu Hana melihat dokter Ahmad menemui tamunya di ruang tamu khusus laki-laki. Mereka mengobrol sampai larut malam.
Setelah tamu suaminya pulang, Hana pergi ke kamar dan merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Ingin rasanya Hana segera tidur. Namun kontraksi otot uterin alias rahim menghalanginya untuk tidur. Ketika jam di dinding menunjukkan pukul sepuluh malam, Hana mengalami nyeri akibat kejang di perutnya. Mungkin hal itu merupakan indikasi awal persalinan.
Dugaan Hana tak meleset. Tak lama kemudian hal itu terjadi secara berkala. Hana meminta dokter Ahmad suaminya untuk menghubungi dokter kandungan Hana lewat telpon. Suaminya pun segera menelpon dokternya.
"Ayo Hana. Kita pergi ke rumah sakit." Dokter Ahmad berkata sambil mendekati tempat tidur Hana.
"Siap Habibi!" sahut Hana. Lalu Hana bangkit dari tempat tidur dengan susah payah.
"Apa aku panggilkan ambulans?" Dokter Ahmad bertanya panik.
"Nanti saja. Tolong sekarang pijat punggungku, ya Habibi. Rasanya punggungku sakit sekali." Hana berkata sambil meringis menahan sakit.
Dokter Ahmad pun Memijat lembut punggung Hana yang terasa nyeri akibat kontraksi. "Terima kasih Habibi," seru Hana. Namun, dokter Ahmad tak bisa berlama-lama memijat punggung Hana karena Hana harus segera bersiap-siap melahirkan di rumah sakut. Artinya, sebelum mulut rahim Hana mengalami pembukaan sempurna dokter Ahmad harus cepat-cepat membawa Hana ke rumah sakit.
Sekitar jam sebelas malam, Hana merasa perutnya mulas lagi dan mulasnya diikuti oleh sengatan kejang yaitu mengencangnya otot-otot rahim yang bertubi-tubi. Kontraksi ini mula-mula terasa ringan tapi kemudian terasa semakin kuat dan teratur.
Tiba- tiba bayangan Maryam binti Imron berkelebat dalam benak Hana dan kemudian terdengar ucapan Malaikat yang tenhajmenghibur Maryam saat hendak melahirkan: Maka dia, (Jibril ) berseru kepadanya dari tempat yang rendah," Janganlah engkau bersedih hati. sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu ". ( QS Maryam: 24) mendengung- dengung di telinga Hana.
Kedua tangan Hana memegang kuat-kuat sisi tempat tidur sambil menarik nafas melalui hidung dan membuangnya melalui mulut untuk menahan rasa sakit menjelang melahirkan yang disebut displacement.