Hana menaruh Husein yang sudah tertidur di box bayi di dekatnya dengan pelan-pelan. Lalu ia mengambil ponselnya dari dalam tasnya. Perjalanan Khobar ke Riyadh yang sejauh 425,4 kilometer dan akan memakan waktu sekitar lima jam itu terasa monoton dan membosankan. Sejauh mata memandang hanya terlihat padang pasir yang tandus. Hana mencoba mengatasi kebosanannya dengan membaca pesan-pesan Umi di WA. Pesan-pesan itu Umi kirimkan kepadanya beberapa waktu yang lalu setelah ia melahirkan Husein. Jumlah pesan Umi ada sekitar delapan. Berikut ini adalah bunyi pesan-pesan Umi.
Wahai Hana Puteriku!
Kini, kau sudah menjadi seorang ibu dari anak yang baru kau lahirkan. Sempurnalah mimpimu sebagai seorang istri. Namun, sudah siapkah dirimu menjadi "al ummu madrasatun" atau ibu adalah sekolah bagi anak yang baru kau lahirkan?
Wahai puteriku Hana Ingatlah setiap anak lahir dalam keadaan fitrah atau suci, orang tualah yang membentuk ia menjadi Muslim, Nasrani atau Majusi.
Wahai puteriku Hana! Setelah melahirkan tubuhmu tentu berubah. Jika kau tetap berusaha merawatnya dengan baik maka Insya Allah tubuhmu akan semakin seksi dan menarik bagi suamimu. Dan sebaliknya jika kau malas merawat tubuhmu karena repot mengurus bayimu maka tubuhmu boleh jadi menjadi gembrot dan kurang menarik bagi suamimu. Sehingga jangan salahkan jika suami nanti tertarik pada wanita lain.
Wahai putriku Hana. Jika kau ingin suamimu tetap menjadi lelaki yang terbaik pilihan-Nya untukmu maka tetaplah kau istiqamah memantaskan diri menjadi wanita yang terbaik pilihan-Nya untuknya.