Setelah urusan akah nikah Umi dan Babah di Riyadh sudah selesai, dokter Ahmad mengajak Hana balik ke Khobar. Kira-kira pukul sepuluh malam mobil yang mereka tumpangi sampai di apartemen mereka di Khobar.
Dokter Ahmad menghentikan mobilnya di tempat parkir. Hana turun dari mobil sambil menggendong Husein. Setelah itu dokter Ahmad turun dari mobil dan mengambil barang-barang di bagasi. Lalu mereka berjalan menuju apartemen.
Hana menidurkan Husein di tempat tidurnya di kamarnya. Lalu ia segera pergi meninggalkan kamar Husein dan melenggang ke kamarnya.
"Astaghfirullah aku capek dan lemas sekali." Hana berkata sambil berbaring di tempat tidur. Ia merasa badannya sangat lelah dan tak bertenaga.
"Kamu banyak melakukan aktivititas tapi kurang makan." Dokter Ahmad meletakkan ponsel yang ia bawa di atas meja. Lalu ia segera menaruh bantal di bawah punggung Hana.
"Habis aku sering merasa mual-mual. Malas yang mau makan,"sungut Hana.
"Apakah kamu hamil?" Dokter Ahmad bertanya ingin tahu.
"Mungkin. Tetapi aku belum melakukan tes kehamilan."
"Insya Allah besok kalau tidak sibuk, aku belikan alat tesnya." Dokter Ahmad berkata sambil meninggalkan kamar. Ia pergi ke dapur untuk mengambil satu botol susu unta di lemari es. Lalu susu unta tersebut ia panaskan sebentar di atas kompor. Setelah itu ia campur madu.
"Ini minum dulu susu madunya. Biar kamu kuat." Dokter berkata sambil menyorongkan satu gelas susu madu hangat
"Terima kasih Habibi." Hana meminum susunya.
"Ya."
Setelah susunya habis Hana menaruh gelasnya di meja di dekat tempat tidurnya.
"Besok malam saja update cintanya ya Habibi? Karena malam ini aku capek dan mengantuk berat."
"Sama aku juga capek dan mengantuk sekali." Dokter Ahmad merebahkan tubuhnya di samping Hana. Lalu ia memeluknya.
Jam di dinding hampir menunjukkan pukul sebelas malam. Suara hujan terdengar semakin lebat. Udara terasa semakin dingin. Dokter Ahmad semakin erat memeluk istrinya.