Hana pun tersenyum masam. Pasalnya, baru saja ia berdamai dengan suaminya beberapa jam yang lalu ada pesan masuk dari Sari. Teman kuliahnya ketika kuliah di UT itu mengirimnya pesan lewat WA. Pesan temannya itu singkat tetapi pedas sampai membuat hatinya terluka dalam. Kalau hatinya tidak terhubung dengan Nya maka pasti hatinya sangat terluka.
"Hana sabarlah. Suamimu mau menikah lagi. Saat ini ia masih LDR -an dengan wanita itu. " Begitu pesan Sari.
Rasanya Hana ingin membanting ponselnya. Kalau ia tak ingat nasihat Umi.
"Jika kamu mendapat luka maka mereka pun mendapat luka yang serupa. Dan masa itu, Kami pergilirkan di antara manusia, dan agar Allah membedakan orang-orang yang beriman dan agar sebagian kamu dijadikan-Nya syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang zalim. Ini bunyi Ali Imran ayat 140."
Luka hati Hana memang telah berkurang setelah ia mendapatkan pencerahan dari Umi dan menunaikan salat. Namun, ada yang masih mengganjal di dalam hati Hana. Mengapa suaminya belum pulang padahal malam sudah larut? Apakah ia menginap lagi di hotel? Kalau menginap, mengapa tidak memberitahu dia?
Hana berusaha mengalihkan rasa sakit hatinya itu dengan melakukan beberapa hal. Salah satunya adalah menulis. Tetapi menulis saja tanpa menyelesaikan masalahnya maka akan berakhir sia-sia. Jadi Hana harus memberanikan diri bertanya kepada dokter Ahmad tentang siapakah perempuan yang ia sebut Habibati 2 di kontak ponselnya dan apakah suaminya memiliki WIL atau wanita idaman lain? Tetapi Hana tidak berni tanya soal WIL.
Setelah itu Hana mulai menulis sesuatu di buku diari. Namun baru saja menggoreskan penanya di buku diari, tiba-tiba matanya tertumbuk pada secarik kertas yang terselip di antara parfum dan meja rias.
Hati Hana bertanya-tanya. Apakah perempuan ini yang akan menggantikan peran Umi sebagai perawat, tetapi Umi kan sudah menikah dengan Babah? Atau suamiku mau menikah lagi? Tapi apakah suamiku sampai hati menyakiti hatiku dengan menikah lagi? Apalagi Husein masih kecil? Aku harus berani menanyakan perempuan itu kepada suamiku kalau dia sudah datang.
Hana memasak di dapur sambil menunggu kedatangan suaminya. Semua bahan sudah siap santap seperti nasi berbumbu rempah alias nasi mandi. Nasi tersebut Hana lengkapi dengan lauk telur mata sapi, ayam gepuk dan kambing panggang.
Setelah selesai menyiapkan makanan berat, Hana menyiapkan minuman teh panas khas Arab yang beraroma daun mint dan kopi panas yang lengkap dengan aneka cemilan seperti kacang chikpeas atau sambosa. Asal tahu saja waktu makan malam orang Arab paling awal setelah salat Isya. Mereka biasa makan malam setelah larut malam sebab tidur mereka pun lebih larut. Apalagi saat musim liburan.
^_^