Hana melirik jam di ponselnya. Sudah menunjukkan pukul setengah delapan malam. Dokter Ahmad tampak sangat kecapekan. Maklum tadi seharian telah mengajarinya memgendarai mobil sampai ia bisa. Sebelum pergi ke Riyadh suaminya terus-menerus pergi sendirian naik mobil tanpa sopir cadangan. Tetapi, malam ini ia harus balik ke Khobar. Karena, besok ada pertemuan penting dengan teman sejawatnya di rumah sakit. Kalau suaminya menyetir dalam kondisi kecapekan, tentu berbahaya. Akhirnya Hana memberanikan diri untuk menyetir mobil suaminya. Ia pun minta izin kepada suaminya untuk menyetir mobilnya.
"Plis Habibi. Izinkan aku menyetir." Hana berkata dengan nada memelas.
Dokter Ahmad terdiam beberapa saat lamanya.
"Plis Habibi. Kapan aku bisa nyetir kalau tak pernah mencoba praktik nyetir di jalan raya." Hana merayu suaminya.
Setelah berpikir lama suaminya pun mengizinkan Hana untuk menyetir mobil. Toh dia mendampingi Hana dalam perjalanannya ke Khobar.
"Okay. Kali ini kamu yang menyetir."
"Syukron."
"Afwan."
Hana duduk di belakang setir. Matanya memandang lurus ke depan. Ia bersiap-siap menyetir mobil suaminya.
Dokter Ahmad duduk di sebelahnya sambil memangku Ismail yang menghadap depan dan siap mendampingi Hana menyetir mobil. Sementara itu Husein duduk sendirian di kursi belakang. Ia bermain sambil menikmati es krim coklat kesukaannya.
Bismillah... Hana membaca doa safar. Setelah itu ia menghidupkan mesin. Tak lama kemudian mobil berjalan santai menuju jalan raya. Sambil fokus menyetir mobil menyusuri tepi jalan. Hana berdzikir, sholawat, istighfar dan berdoa tiada henti.
"Jalannya seperti siput." Dokter Ahmad menyeletuk.
"Biar lambat asal selamat. Insya Allah." Hana menyahut.
"Ya sopir cantik."
^_^
Satu jam lebih lima belas menit berlalu. Tahu-tahu mobil yang Hana kendarai sudah hampir di ujung kota Riyadh. Mobil mulai melintasi padang pasir yang luas dan tandus.
Ketika menjumpai pohon kurma, dokter Ahmad menyuruh Hana berhenti. Hana pun menepi dan menghentikan mobilnya.
Tibalah waktu makan. Hana mengeluarkan tas yang berisi mahanan. Di dalam tas tersebut ada satu bungkus kurma, empat kotak siomay, satu kantong plastik kacang Arab, dan beberapa kotak susu unta serta satu dus air minum dalam kemasan.