Dalam Bayangan Sirosis

Abdisita Sandhyasosi
Chapter #94

Saudara Sesusuan


Malam itu jam di dinding menunjukkan pukul delapan. Tiba-tiba dari arah pintu dokter Ahmad datang dengan terburu-buru. Lalu ia memasuki kamarnya."


"Ummu Husein selimuti dan peluk aku." Dokter Ahmad berseru sambil menjatuhkan dirinya di tempat tidur.


Hana bergegas menghampiri tempat tidur dokter Ahmad. Ia duduk di tepinya dan kemudian menyelimuti  tubuh dokter Ahmad. Setelah itu ia memegang dahi dokter Ahmad.


"Suhu badan Habibi panas sekali." Hana berkata dengan agak kaget.


"Aku memang sedang tidak enak badan."


"Apakah Habibi mau minum obat?"


"Aku mau makan dulu."


"Habibi ingin makan apa?"


"Terserah. Pokoknya yang enak dan sesuai dengan lidahku. Bukan lidahmu."


"Baiklah Habibi. Aku akan membuatkan makanan yang enak dan sesuai dengan lidah Habibi." Hana berkata sambil melangkahkan kaki menuju ke dapur.

 

Lima belas menit berlalu. Hana kembali ke kamar. Ia membawa satu mangkok makanan berkuah yang aromanya menggoda.


"Kamu membawa makanan apa, Ummu Husein?"


"Soto ayam Jawa. Semoga Habibi suka." Hana berkata sambil menunjukkan semangkok soto ayam yang masih hangat di depan dokter Ahmad.


"Soto ayam Jawa? Aromanya menggugah selera.Terima kasih Ummu Husein." DokterAhmad berkata dengan mata berbinar-binar.


Hana duduk di tepi tempat tidur dokter Ahmad. Ia memegang sendok di tangan kanannya dan satu mangkok soto ayam di tangan kirinya. Soto masakan Hana berisi nasi lembek, irisan ayam, kripik kentang, telur rebus, bihun, sayur kecambah dan taburan bawang goreng. Lalu ia menyuapi suaminya dengan tangan kanannya. 


"Semoga penyakitku ini dapat menggugurkan dosa-dosaku."



"Amin Ya Allah." Hana mengamini ucapan dokter Ahmad. 

Lihat selengkapnya