Sekian jam berlalu. Hana dan dokter Ahmad sudah kembali ke apartemen mereka di Khobar. Begitu pula Umi sudah kembali ke rumah suaminya di Riyadh. Ketika ponsel Hana menunjukkan pukul enam pagi Hana mulai sibuk di dapur minimalisnya. Hana mempersiapkan bekal makan siang untuk suaminya yang tercinta.
Hana menggoreng kentang krispi. Mengukus potongan wortel di panci elektrik. Memotong-motong mentimun yang sudah ia cuci. Menggoreng ayam yang sudah ia lumuri bumbu ayam laos. Setelah ayam goreng matang dan pelengkapnya siap saji, Hana memasukkannya ke dalam kotak bekal suaminya. Setelah itu kotak bekal tersebut ia masukkan ke dalam tas mungil bentuk persegi.
"Ummu Husein, aku berangkat sekarang." Dokter Ahmad pamit bekerja kepada Hana.
"Ya Habibi." Hana bergegas meraih tangan Dokter Ahmad dan menciumnya.
Dokter Ahmad mengecup kening Hana beberapa saat lamanya.
"Assalamualaikum." Dokter Ahmad mengucapkan salam sambil bersiap-siap hendak pergi.
"Wa alaikum musallam. Fii amanillah." Hana menjawab salam sambil mengiringi dokter Ahmad sampai ke pintu apartemen. Wajahnya tampak ceria seceria mawar merah.
Dokter Ahmad pun begitu. Ia meninggalkan apartemennya dengan wajah ceria.
Dokter Ahmad memasuki mobil Porsche hitam miliknya. Ia menghidupkan mesin mobilnya. Mobilnya pun melaju membelah jalan raya menuju sebuah rumah sakit di Khobar.
^_^
Setelah dokter Ahmad berangkat bekerja, Hana kembali ke dapur. Ketika ia sedang membuat minuman susu, jahe madu, Husein mendatanginya.