Siang hari. Dokter Ahmad menggigil kedinginan. Matanya terpejam. Hana duduk di tepi tempat tidur. Ia memeriksa suhu badan dokter Ahmad dengan termometer. Ternyata tinggi sekali. Tak lama kemudian dokter Ahmad tak sadarkan diri. Mendadak Hana panik.
Syukurlah ada Umi di dekatnya dan segera menenangkannya."Hana, ucapkanlah laa haula walaa quwwata ila billah. Tiada daya dan upaya kecuali dari-Nya."
"Ya Umi. Laa haula wa laa quwwata ila billah."
Umi berdiri di samping tempat tidur seraya tak henti-hentinya berdoa kepada-Nya, "Ya Rahman Ya Rahim. Ya Fatah Ya Razaq. Ya Malik Ya Qudus. Berilah menantuku kesembuhan. Aamiin Yaa Rabb."
"Ya Allah berilah suamiku kesembuhan. Ya Allah anak-،anakku masih kecil. Dan aku belum sanggup untuk membesarkan mereka sendiri. Kasihanilah aku ya Allah." Hana berdoa tiada henti.
"Ayo pakai abaya, Hana! Insya Allah sebentar lagi ambulans datang dan akan membawa suamimu ke rumah sakit," pinta Babah yang tiba-tiba muncul di kamar.
"Suamiku mau dibawa ke rumah sakit, Babah?"
"Ya Hana. Ayo cepat ganti baju."
"Baik Babah." Hana menjawab sambil cepat-cepat mengambil abaya.
Sepuluh menit berlalu. Hana telah memakai abaya. Ia membawa botol minuman herbal di dalam tasnya. Dan siap-siap mendampingi dokter Ahmad di dalam mobil ambulans. Umi menemani Ismail belajar berjalan. Ummi mertua menemani Husein bermain di ruang keluarga. Babah menunggu kedatangan mobil ambulans di pintu gerbang.
Tak lama kemudian ambulans datang. Perawat memeriksa kesehatan dokter Ahmad. Lalu dengan cekatan mereka memindahkan dokter Ahmad dari tempat tidur ke brankar pasien dan kemudian naik ke mobil ambulans. Mereka langsung membawa dokter Ahmad ke sebuah rumah sakit di Riyadh.
Setelah sampai di rumah sakit, perawat memeriksa dokter Ahmad lagi.
"Suhu badannya normal. Nadinya juga normal," gumam perawat.
Dokter Ahmad membuka matanya.
"Kenapa aku ada di rumah sakit, Ummu Husein?" Dokter Ahmad bertanya kepada Hana dengan nada terkejut.
"Karena tadi Habibi pingsan. Babah takut kenapa-napa. Sehingga Babah membawa Habibi ke rumah sakit."
"Alhamdulillah aku baik-baik saja."
"Tapi kondisi Habibi tadi sangat mengkhawatirkan."
"Aku memang banyak pikiran dan belum makan. Karena aku memang gak selera makan."
"Coba minum minuman herbal ini Habibi."
"Apa ini?"
"Seduhan temulawak madu. Mungkin dapat meningkatkan daya tahan tubuh Habibi." Hana menyodorkan satu botol minuman herbal yang ia ambil dari dalam tasnya.
Dokter Ahmad meneguk air temulawak madu sebanyak satu botol penuh. Beberapa menit setelah minum minuman herbal itu dokter Ahmad tampak kuat. Tiba-tiba tim medis menghampiri dokter Ahmad dan memeriksa kesehatan dokter Ahmad.
" Tadi waktu sebelum datang ke sini kondisi Anda betul-betul kritis. Sekarang kondisi Anda relatif normal," ucap dokter yang memeriksa dokter Ahmad.
"Kalau begitu saya bisa pulang sekarang."
"Insya Allah," jawab dokter.
Hana pun mengurus adminitrasi kepulangan suaminya. Dan setelah urusannya di rumah sakit beres maka ia dan suaminya pulang.
"Alhamdulillah dokter mengizinkan Habibi menjalani rawat jalan." Hana berkata kepada suaminya dengan ekspresi senang.
^_^
Sampai di rumah, Babah menasihati dokter Ahmad.
"Ahmad, dalam setiap hubungan suami istri selalu ada hal-hal yang dapat menimbulkan gesekan. Kalau sampai terjadi maka segeralah kamu mencari solusinya. Jangan membiarkannya berlarut-larut dan bertobatlah. Mungkin hal ini membantu memulihkan kesehatanmu."
"Ya Babah."
"Kamu juga tidak perlu mencari-cari kesalahan istrimu. Apalagi sampai menuduh istrimu menjalin hubungan dengan lelaki lain."
"Ya Babah."
"Ketahuilah istrimu tidak pernah berpacaran dan bukan tipe perempuan yang suka selingkuh."
Dokter Ahmad mendengarkan nasihat Babah dengan takzim.
"Jaga istrimu baik-baik. Tidak perlu mencari-cari kesalahannya. Karena memang tidak ada manusia yang sempurna. Kalau memang istrimu berbuat kesalahan maka ingatkan dia baik-baik. Jangan melakukan KDRT apalagi membuat hatinya terluka. Jarang ada wanita cantik yang taat, mencintai dan setia kepada suaminya seperti Hana."
"Insya Allah aku akan menjaga Hana sebaik-baiknya, Babah."
"Bagus... Kapan kamu kembali ke Khobar."
"Insya Allah sore nanti."
"Semoga kalian selalu dalam lindungan Allah."
"Amin Ya Rabb."
Setelah menasihati dokter Ahmad panjang lebar, Babah pamit pergi ke tokonya. Sementara dokter Ahmad dan keluarganya bersiap-siap kembali ke apartemen mereka di Khobar.
^_^
Khobar. Usai menunaikan salat Subuh Hana sibuk di dapur. Hana ingin mengikuti jejak ibunya. Setelah menunaikan salat Subuh selalu bergerak. Tidak tidur lagi. Umi biasanya membaca dzikir pagi dan Al-Quran. Setelah itu baru berkutat di dapur.
Setelah menunaikan salat Subuh di rumah, dokter Ahmad tidur lagi. Dan hari itu ia izin tidak masuk bekerja karena merasa tidak enak badan.