Suara dokter Ahmad masih terdengar parau. Tetapi, syukurlah kesehatan suami Hana relatif membaik. Sehingga ia dapat bekerja kembali di rumah sakit.
Hana mencoba melupakan ucapan suaminya kemarin dengan banyak melakukan kesibukan dan dzikrullah. Ucapan suaminya itu benar-benar telah membuat hatinya pilu. Sungguh Hana tak ingin membesarkan anak-anaknya sendirian tanpa lelaki yang ia cintai.
Pagi itu Hana hendak membawakan bekal makanan sehat untuk suaminya. Hana mempersiapkan bekal makan siang suaminya itu sejak pukul enam pagi.
Hana membuat ayam gepuk, kentang krispi, brokoli kukus dan sambal kacang. Setelah semua masakan matang Hana memasukkan mereka ke dalam kotak bekal milik suaminya. Setelah itu Hana memasukkan kotak bekal tersebut ke dalam tas mungil bentuk persegi.
Satu jam berlalu.
"Aku berangkat sekarang Lovebird," ucap dokter Ahmad sambil bersiap-siap hendak pergi.
"Tunggu Habibi! Aku sudah menyiapkan bekal makanan sehat untuk Habibi," sahut Hana sambil bergegas mengambil tas berisi kotak bekal. Kemudian ia menyerahkannya kepada suaminya.
Hana meraih tangan dokter Ahmad dan mencium punggung tangannya.
Dokter Ahmad mengecup kening Hana. Kemudian ia memeluk istrinya sebentar.
"Assalamu 'alaikum!" Dokter Ahmad mengucapkan salam sambil melangkahkan kaki.
"Wa'alaikummusallam!" Hana menjawab salam.
Dokter Ahmad bergegas meninggalkan rumah. Lalu memasuki mobil porsche miliknya dan menghidupkan mesinnya. Tak lama kemudian ia bersama mobilnya melaju menuju jalan raya.
^_^
Setelah suaminya berangkat bekerja, Hana memasuki kamar anak-anak. Ismail masih terlelap dalam tidurnya. Sementara itu Husein kelihatan gelisah.
Hana menghampiri Husein. Ketika melihat baju Husein basah kuyub, Hana langsung membukanya dan menggantinya dengan baju yang baru. Setelah itu Hana memeriksa suhu badannya. Ternyata suhu badannya tinggi sekali. Lalu Hana mencoba melakukan anamnesis.
Hana mengamati tubuh Husein mulai ujung kaki sampai ujung rambut.