Dalam Bayangan Sirosis

Abdisita Sandhyasosi
Chapter #111

Bipolar


Kebahagiaan menyelimuti hati Hana lantaran bisnis kulinernya laris manis. Tetapi, hal itu tidak berlangsung lama karena tiba-tiba musibah menimpanya. Dokter Ahmad kembali cuek terhadap dirinya. Suaminya itu selalu sibuk mengurusi pasien. Apalagi pasien poli psikiatri yang bernama Jamilah. Bahkan ia punya agenda untuk menemui Jamilah secara rutin di ruang rawat inap poli psikiatri, meskipun aslinya Jamilah bukan kasus yang harus ia tangani.


Suatu malam iseng-iseng Hana bertanya kepada suaminya. "Habibi, kenapa kau begitu perhatian terhadap Jamilah?"


"Cemburu ya." Dokter Ahmad menggoda.


"Tidak."


"Benarkah?"


Hana memonyongkan mulutnya.


"Dulu aku pernah hampir menikah dengan Jamilah, seorang gadis Arab yang saat itu berusia kira-kira 27 tahun. Tetapi, karena ia meminta mahar yang tinggi dan aku tak sanggup membayarnya maka aku pun batal menikahinya."

"Alhamdulillah!" Ucap Hana dalam hati.

Ia memang memiliki paras yang cantik dan penampilan yang elegan. Rambutnya yang hitam dan panjang tertutup rapat jilbab lebarnya. Matanya yang kecoklatan bersinar dengan kehangatan. Ia juga memiliki senyum yang manis dan dapat membuat orang lain merasa nyaman.


Namun, beberapa tahun kemudian di balik penampilan  Jamilah yang demikian mempesona ternyata ia memiliki gangguan psikis. Sehinggga ia harus berjuang keras melawannya. Perjuangan batin yang cukup berat. Ia menderita bipolar, sebuah kondisi mental yang menyebabkan perubahan mood yang ekstrem dan tidak terduga.


Kadang-kadang Jamilah merasa sangat bahagia dan penuh energi, sehingga ia dapat melakukan banyak hal dalam satu hari. Ia akan berbicara dengan cepat dan banyak, dan memiliki ide-ide kreatif yang mengalir tanpa henti.


Namun, dalam sekejap suasana hatinya dapat berubah menjadi sangat berlawanan. Ia akan merasa sedih, putus asa, dan tidak memiliki energi untuk melakukan apa pun. Ia suka menarik diri dari lingkungannya yang tidak mendukungnya dan dari orang-orang dan kegiatan yang tak ia sukai, dan merasa tidak dapat mengatasi tugas-tugas sehari-hari.


Jamilah juga mungkin mengalami gejala-gejala lain, seperti kesulitan tidur, perubahan nafsu makan, dan pikiran-pikiran yang tidak mampu ia kendalikan. Ia sering merasa tidak dapat mengendalikan emosinya. Kadang-kadang ia merasa hidupnya tidak berarti. Hal ini membuat emosinya sering tidak stabil dan tidak terduga. Oleh karena itu aku ingin membantu kesembuhannya.

"Dengan sering mengunjunginya di rumah sakit."

"Aku terpaksa melakukan hal itu demi kesembuhannya. Kenapa harus aku? Karena aku pernah mencintainya dan keluarganya benar-benar mengharapkan aku untuk mendukung terapinya selain tim medis yang membantunya memulihkan kesehatan jiwanya. Dengan bantuan kami semoga Jamilah dapat belajar mengelola gejala-gejala bipolar yang muncul kepadanya dan menemukan cara-cara untuk menjaga keseimbangan dan kestabilan emosinya. Sehinggga ia dapat menjalani hidupnya dengan wajar."


Lihat selengkapnya