Bagian 7
{Si Kaku dan Sang Gadis}
Cinta pasti akan menemukan jalannya, jodoh pasti bertemu karena sejatinya manusia di ciptakan berpasang-pasangan, hanya saja tidak semua orang yang kita cintai bisa menjadi jodoh kita. Sejak pertemuan pertamanya dengan Zayn, Jihan mulai belajar banyak hal termasuk berusaha menerima keputusan Kahfi yang menolak dirinya, bukankah cinta memang tidak bisa di paksakan?
“Zayn...”
“Gak, kenapa aku bisa menyebut nama itu?” ujar Jihan pada dirinya sendiri, dia berusaha mengendalikan bayangan manis Zayn yang selalu menyanjungkan setinggi langit, wajah tampannya, senyum manisnya, mata indahnya, bayangan Zayn cukup menyita lamunannya.
Drrttt!
{Assalamualaikum ya ukthi...}
“Zayn?” Jihan langsung beranjak dari tempatnya berbaring, orang yang baru saja dia pikirkan mengirimkan sebuah pesan singkat melalui sebuah aplikasi chatting ‘whattsapp’ untukknya.
{Waalaikumsalam}
{Kamu lagi apa bidadariku?}
{Bidadari?}
{Maksud aku, lagi apa calon ibu dari anak-anakku?}
{Apaan sih gombal kamu}
{Pasti pipi kamu lagi merah sekarang..}
{Zay, gak lucu ya..}
{Ampun ya ukhti, maafkan daku wahai permaisuriku..}
{Jangan gombal terus}
{Hehehe, serius kangen banget sama kamu... kayaknya aku bener-bener udah jatuh cinta deh sama kamu, kebayang kamu terus dari kemarin..}
{Gak usah gombal}
{Gak sayang, kok belum tidur?}
{Belum ngantuk}
{Lagi mikirin aku pasti, ya kan?}
{Geer}
{Ya udah aku temenin kamu sampek ngantuk ya, siapa tau aku bisa jadi mimpimu..}
{Sok puitis}
{Buat kamu aku bisa jadi orang yang paling puitis, biar nanti setiap harinya aku bakal kirimin kamu puisi romantis..}
“Apaan sih ni orang...” keluh Jihan pelan tentu saja di iringi dengan senyum manis yang mengembang di bibirnya, wajahnya tersipu malu dan jantungnya berbedar kencang, Zayn sukses membuatnya grogi meski hanya melalui sebatas ketikan.
{Han, udah tidur ya? Kok gak di balas?}
{Han siapa? Handoko?}
{Hahaha kirain udah tidur, Han itu Honey maksudnya}
{Udah malem gak usah gombal}
{Lalu apa yang bisa aku lakukan? Kita berjauhan, jika bukan rangkaian kata indah yang ku kirimkan, lalu bagaimana kau tau jika hadirmu itu sangat ku rindukan? Biarlah kata indah yang mewakili seluruh rasaku, seluruh mimpiku, keinginanku untuk selalu bersamamu..}
Cukup, Jihan tidak lagi membalas pesan dari Zayn, gadis itu sudah terlalu mabuk kepayang saat ini, senyum terus merekah di wajah cantiknya dan hayalan indah menemaninya sebelum akhirnya terlelap dalam mimpinya.
###
Jika pertemuan pertama adalah suatu kebetulan, maka pertemuan kedua dan ketiga bisa jadi memang sudah di takdirkan, begitu pula yang di alami oleh Kahfi saat ini, hatinya mulai tertarik pada seorang gadis yang selalu datang untuk melaksanakan sholat dhuha di masjid yang sama.
Meski hanya saling tersenyum, meski hanya saling mengucap salam, meski hanya untuk beberapa detik saja tapi entah mengapa hal itu membuatnya bahagia, ada rasa bahagia yang meluap di dada Kahfi. Ada satu hal yang sekarang sedang di rasakan olehnya dan hal itu belum pernah di rasakan sebelumnya, rasa yang entah apa namanya, rasa yang tak terucap da hanya bisa di rasakan.
“Assalamualaikum...”
“Waalaikumsalam, mau dhuha mbak?”
“Iya mas, eh masnya disini terus ya?”
“Kebetulan saya yang ngurus mesjid ini mbak”
“Oh gitu, ya sudah kalo gitu saya permisi mau ambil wudhu dulu mas..” ujar gadis itu di iringi dengan sebuah anggukan sopan.
“Mbak..”