Dalam Naungan Cinta

Nova
Chapter #13

Siapa DIA Sebenarnya?

Bagian 13

{Siapa DIA Sebenarnya?}

 

Dimana perempuan itu? Siapa dia sebenarnya, kenapa musuhnya sampai mengenali gadis itu? Dia bahkan tidak tau siapa nama gadis itu, ini sangat aneh dan mencurigakan tapi Jeck tidak punya bukti apapun untuk kecurigaannya itu, sepertinya memang ada yang sengaja ingin mengacaukan pikirannya yang sedang kalut.

Danar? Bobi? Ringgo? Rayi? Masih banyak lagi musuh yang mengincarnya, bukan masalah untuk Jeck toh selama ini dia terbiasa dengan hidupnya yang kelam tapi kali ini mereka berusaha menyeret orang lain untuk turut serta, berusaha mencari kelemahannya melalui orang lain, seorang perempuan yang bahkan tidak di kenali Jeck.

“Brengs*k!!!”

Drrttt.. drrtt..

“Hm..?”

“Bos posisi?”

“Kenapa?”

“Ada job bos”

“Ambil”

“Siap bos”

Jeck mengembalikan ponselnya ke dalam saku celananya, dia mulai mengenakan hoodie menutupi kepalanya kemudian beranjak pergi meninggalkan tempat itu. Mulai menyusun pikirannya yang kacau, agar tidak semakin kacau karena otot tidak selamanya kuat jika tidak di iringi dengan otak.

###

“Assalamualaikum”

“Wa.. wa alaikumsalam mbak Jihan..”

“Apa kabar mas?”

“Alhamdulillah, mbak Jihan kok bisa sampek kesini?”

“Nggak boleh ya?”

“Bo.. boleh” ujar Kahfi dengan sedikit terbata, dia masih cukup terkejut melihat keberadaan Jihan di teras rumahnya, sementara itu Jihan menatap laki-laki itu dengan sejuta kegundahan, sejuta rasa yang tak terbalas.

“Saya denger mas mau menikah ya?”

“Mbak Jihan maaf”

“Iya kan?”

“I.. iya mbak”

“Selamat ya semoga lancar semua sampek hari H nanti” ujar Jihan dengan seuntai senyum yang menghiasi wajah oval nya, sebuah tatapan kekecewaan yang berbalut senyuman.

“Amin mbak, terimakasih atas doa nya..”

“Sama-sama”

Keduanya terdiam untuk waktu yang cukup lama, mati-matian Jihan menahan agar airmatanya tidak tumpah, pertemuan itu cukup menorehkan luka untuknya luka hatinya yang kembali ternganga.

“Ada sesuatu yang mau saya tanya, apa boleh?”

“Silahkan mbak”

“Apa ini alasan kenapa mas memilih pergi dari pesantren? Apa bener mas sengaja menghindar dari saya? Udah lama saya pingin nanya soal ini, tapi sejak mas nggak di pesantren lagi kita nggak pernah ketemu..

“Tapi saya nggak pernah nyangka kalo sampek seperti ini, segitu benci kah mas sama saya sampek harus menghindar dari saya dengan cara seperti ini?”

“Mbak..”

“Beruntung sekali ya perempuan itu, dia pasti cantik ya? Cuman tiga bulan, tapi kalian bahkan sudah berencana untuk menikah”

“Namanya Nada”

“Nama yang bagus, kapan?”

“Insya Allah secepatnya mbak”

“Iya” ujar Jihan pelan, gadis itu kehabisan kata-kata mendengar Kahfi dengan begitu lantang menyebut nama perempuan yang di cintainya, sementara Kahfi tidak ingin masalah ini menjadi berlarut-larut untuk ke depannya karena itu dia memilih berujar tegas meski dia tau persis hal itu kembali menyakiti hati Jihan.

“Mohon doa nya mbak..”

“Pasti”

“Terimakasih mbak, saya tau setelah ini mbak akan semakin benci sama saya, sekali lagi saya minta maaf tapi apapun itu nggak akan merubah keputusan saya. Saya tau saya memang nggak tau diri, saya bahkan hidup dari belas kasihan keluarga mbak Jihan tapi saya justru..”

“Saya nggak pernah benci sama mas, saya juga pingin benci sama mas tapi saya nggak bisa!” ujar Jihan nanar, lidahnya kelu di iringi dengan tetesan airmata yang mulai membasahi wajah cantiknya.

“Kalo aja saya bisa benci sama mas, kalo aja saya bisa buang semua perasaan ini! Saya pasti jauh lebih senang, tapi perasaan saya nggak sedangkal itu. Saya juga tidak ingin terlihat menyedihkan seperti ini, mengemis rasa, saya jijik dengan diri saya sendiri..”

“Mbak, mbak jangan bicara seperti itu, saya selalu berdoa agar mbak mendapatkan pendamping yang lebih baik dan lebih pantas untuk mbak..”

“Mas yang nolak saya, tapi mas berlagak seolah mas nggak pantas buat saya?” Jihan tersenyum kecut, dia menggeleng pelan membuat Kahfi menghela nafas berat dan menghentikan ucapannya.

“Udah hampir magrib, saya harus ke masjid”

“Saya permisi”

“Mbak Jihan ikut ke masjid, abis magrib saya anter mbak ke pesantren”

“Saya bisa sendiri”

“Nggak, saya anter mbak habis sholat magrib!” ujar Kahfi tak terbantah lagi, Jihan menghela nafas berat sebelum akhirnya menganggukan kepalanya.

###

“Dokter ada pasien meninggal dari kamar 606”

“Atas nama siapa?”

“Atas nama ibu Laura Salsabila”

“Langsung urus pemakamannya”

“Baik dok” ujar seorang perempuan dengan seragam suster yang langsung bergegas meninggalkan ruangan itu, terjadi sedikit kegaduhan di tempat itu tapi tidak lama kemudian kembali kondusif.

Drrttt..

Ibu Laura meninggal dunia

“Akhirnya dia mati juga”

###

“Kapan kita bergerak bos?”

“Nanti, tahan dulu!”

“Jeck tinggal berdua, hanya ada satu orang bodoh bersamanya sekarang”

“Pasukan Jeck banyak”

“Kita bisa bikin sebagian dari mereka berkhianat, kita sudah terlalu lama diam bos, mau sampek kapan?”

Lihat selengkapnya