"Dalam Satu Jua" adalah sebuah karya fiksi sejarah alternatif yang sepenuhnya bersumber dari imajinasi penulis. Novel ini mencoba mengeksplorasi sebuah skenario hipotetis di mana sejarah Indonesia mengambil jalur yang berbeda dari kenyataan atau realita sejarah.
Karya ini sama sekali tidak bermaksud untuk menghina, mencela, atau merendahkan tokoh-tokoh sejarah yang disebutkan. Sebaliknya, novel ini bertujuan untuk mengajak pembaca merenungkan bagaimana keputusan politik dan peristiwa tertentu dapat membentuk nasib suatu bangsa. Penulis menyadari bahwa sejarah Indonesia adalah warisan yang sangat berharga dan sensitif. Oleh karena itu, penulis berharap pembaca dapat menikmati cerita ini sebagai sebuah eksplorasi kreatif dan imajinatif, bukan sebagai upaya untuk menulis ulang atau mengubah sejarah.
Fiksi sejarah alternatif telah lama menjadi genre yang menarik perhatian banyak pembaca dan penulis. Beberapa karya yang menginspirasi penulis dalam menulis novel ini antara lain The Man in the High Castle karya Philip K. Dick (1962), yang membayangkan dunia di mana Nazi Jerman dan Kekaisaran Jepang memenangkan Perang Dunia II, serta Fatherland karya Robert Harris (1992), yang menggambarkan Eropa di bawah dominasi Nazi setelah kemenangan mereka dalam perang.
Selain itu, novel ini juga terinspirasi dari berbagai analisis sejarah mengenai sistem federalisme di Indonesia, seperti gagasan Republik Indonesia Serikat (RIS) yang sempat diterapkan setelah kemerdekaan. Walaupun RIS hanya bertahan dalam waktu singkat, konsep negara serikat tetap menjadi topik perdebatan menarik dalam sejarah politik Indonesia.
Dengan demikian, "Dalam Satu Jua" hadir sebagai sebuah eksplorasi kreatif yang mengajak pembaca untuk melihat sejarah dari perspektif lain. Terlepas dari skenario yang dihadirkan, semangat kebangsaan dan perjuangan tetap menjadi inti dalam cerita ini. Semoga novel ini dapat dinikmati sebagai sebuah kisah fiksi yang menggugah imajinasi dan pemikiran kritis.
Selamat membaca!