Blurb
Dalam Sebuah Pencarian bercerita tentang seorang pemuda bernama Wahib yang menggeluti dunia pergerakan mahasiswa, aktif di organisasi kepemudaan. Organisasi kepemudaan yang bernama Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI). Bercerita tentang benih awal Wahib masuk ke KAMMI melalui teman kampusnya, dimana kata-kata"Sesungguhnya, sebuah pemikiran itu akan berhasil diwujudkan manakala kuat keyakinan kepadanya, ikhlas dalam berjuang dijalannya, semakin semangat dalam merealisasikannya dan siap untuk beramal dan berkorban dalam mewujudkannya. Itu semua tidak terdapat, selain pada diri pemuda. Oleh karena itu, sejak dahulu hingga sekarang, pemuda merupakan pilar kebangkitan setiap umat, rahasia kekuatan pada setiap kebangkitan, dan pembawa bendera setiap fikrah", Umar menerangkan kepada Wahib sebagaimana kata Imam Hasan Al-Banna.
Tentang Wahib yang mulai aktif di Pengurus Daerah, hari-hari dan diskusi, kegiatan Daurah Marhalah II, Diskusi tentang Politik Islam, Demokrasi, Muktamar KAMMI, Aksi Untuk Pekerja, Jiwa Sosial, Kegiatan Ramadhan bersama KAMMI, hingga berdiskusi dengan teman-temannya. Tentang dakwah, dan akhirnya Wahib memilih menikah.
"Ku buka kembali dan membaca tulisan-tulisanku, ternyata penuh dengannya, dia adalah KAMMI. Ada sebuah folder yang ku namakan "De Jour Of Mahasiswa Muslim Negarawan". Ternyata semua catatan tentangnya, termaktub di situ. Mulai dari pertama kali aku menulis tentangnya, "Aku Pengurus Daerah?", "KAMMI, Orang-Orang Hebat", tentang kelompok liqo-ku "Al-Fath", bahkan perasaan kritikku kepadanya dan orang-orang yang bergumul di dalamnya, "Tentang Mereka", "KAMMI, Antara Amanah, Kondisi Kritis, dan Cinta". Catatan-catatan tentang kegiatan-kegiatannya, agenda-agendanya, daurahnya, hingga aksi-aksi dan gerakan politiknya. Termasuk opini-opini tentangnya, terselip kritikku. Tentang catatan-catatan liqo. Memang setelah paska kampus aku lebih banyak bergumul dengannya (KAMMI). Maka tak heran jika dia (KAMMI) menjadi objek tulisanku. Mungkin ini hanyalah catatan merangkum kembali perjalananku saat bergumul dengannya", kata Wahib dalam pikirannya. Beginilah Wahib sebagai seorang "pencari" dalam pencariannya. Tentang dakwah, teman seperjuangan, hingga masa-masa pencarian yang lain.
Cinta adalah tujuan
Tentang tanda-tanda kebesaran Tuhan
Tentang perjanjian yang berat
Tentang ruh yang mengharapkan keridhaan
"Sudahlah, aku hanya ingin mencintai dengan sederhana, merindu dengan karya. Ya, sebagai pencari dalam masa pencarian makna kehidupan, selalu sebagai pencari. KAMMI adalah wadahnya", lirih Wahib.