Sekitar kurang lebih 2 minggu yang lalu kita dari Departemen Humas KAMMI Kota Ternate menyurat ke Kesbangpol Linmas Kota Ternate untuk bersilahturrahim. Silahturrahim tokoh sendiri merupakan salah satu program kerja humas sebagai sarana untuk meningkatkan jalinan komunikasi dengan berbagai elemen. KAMMI sendiri merupakan organisasi kepemudaan yang mengawal reformasi, KAMMI tentu tidak bisa lepas dari kerja sama dengan pihak-pihak strategis manapun, baik dari sebuah lembaga, instansi, atau tokoh masyarakat baik formal ataupun nonformal. Karena dalam mencapai visi dan misi organisasi diperlukan sebuah sinergisitas antara satu dengan pihak yang lainnya. Hal ini tak akan berjalan dengan baik, jika tidak dilandasi dengan silaturrahim yang terjalin antara kedua pihak.
Setelah semalamnya mendapatkan sms talimat dari Ketua Umum, Akhi Safrudin, untuk besok kita silahturrahim ke kantor Kesbangpol Linmas Kota Ternate pada pukul 08.30 WIT. Ini karena mungkin dari pihak Kesbangpol Linmas telah mengkonfirmasi kepada Ketua Umum KAMMI Kota Ternate atas surat yang telah diberikan ke mereka sekitar kurang lebih 2 minggu yang lalu.
Setelah tiba di dalam ruangan Pak Kesbangpol yang terasa cukup sejuk karena ruangan ber-AC terlihat ada beberapa kader yang sudah ada di dalam, akh Safrudin, akh Wawan, dan akh Yusuf. Dan pastinya juga ada Kepala Kesbangpol Linmas dan satu orang lagi, mungkin asistennya ataupun pegawai Kesbangpol Linmas pastinya.
Diskusi pada silahturrahim hari itu terkait “Kinerja Kesbangpol Linmas Terhadap Organisasi Kepemudaan”. Dalam hal ini, Bapak Abdullah Sadik, S.IP, M.Si, selaku Kepala Kesbangpol Linmas Kota Ternate, menjelaskan bahwa peran Kesbangpol Linmas terhadap organisasi kemasyarakatan maupun kepemudaan adalah untuk membangun komunikasi, silahturahmi, dan menukar informasi. Selain itu Beliau juga menambahkan tugas Kesbangpol juga untuk mengevaluasi organisasi kemasyarakatan dan kepemudaan.
Terkait untuk hal ini juga karena KAMMI Kota Ternate belum terdaftar di Kesbangpol Linmas (segala urusannya dalam masa diurus, terkait surat-suratnya), oleh karena itu, Kepala Kesbangpol Linmas juga menjelaskan terkait persyaratan-persyaratan untuk mendaftarkan organisasi di Kesbangpol, diantaranya yang perlu dipenuhi adalah akta organisasi, AD/ART, tujuan program kerja, biodata pengurus (ketua, sekretaris, dan bendahara), surat keterangan domisili, keabsahan kontrak, surat pernyataan seperti independen, tidak terjadi konfilk internal. Terkait persyaratan ini dari pihak KAMMI sendiri sudah memperolehnya dari pengurus sebelumnya dan dalam kepengurusan kali ini sedang mengurusi untuk memenuhi persyaratan ini. Dalam waktu dekat KAMMI siap mendaftarkannya ke Kesbangpol Linmas.
Selain hal itu dalam silahturrahim ini, beliau juga berbagi tentang pengalaman dan pemikiran beliau tentang organisasi mahasiswa dan keislaman. Beliau sendiri juga sebelumnya pernah menjadi dosen di salah satu universitas di Ternate. Beliau mengatakan “Dimanapun, organisasi itu diatur, kecuali di Indonesia terkadang organisasi itu tidak mau diatur. Tapi bukan dengan aturan yang membunuh. Itu kecuali pada rezim komunis.” Beliau juga menambahkan kalau Negara paling demokratis salah satunya adalah Indonesia.
Beliau juga sempat mengatakan terkadang organisasi yang berlabel islam itu adanya tindakan kekerasan. Beliau juga sempat mencontohkan beberapa organisasi berlabel islam yang berada dalam daftar Kesbangpol Linmas. Menurut beliau, semua organisasi berlabel Islam/Muslim harusnya mengedepankan konsep kepribadian Nabi Muhammad SAW. Kepribadian yang lemah lembut dan bersahaja. Beliau juga mengharapkan agar KAMMI harus jadi contoh buat organisasi kepemudaan berlabel Islam.
Kepala Kesbangpol Linmas ini sendiri mengatakan bahwa beliau dulu terlibat dalam Senat Mahasiswa di kampusnya, dan kalau tidak salah beliau sendiri merupakan ketua senatnya. Beliau juga menanggapi terkait demokrasi yang terjadi di kalangan mahasiswa. Beliau menyebutkan sekarang bahkan dalam kalangan BEM saja, pemilihannya bisa saling bunuh (adanya tidakkan kekerasan). Bayangkan saja nilai yang dibangun oleh Founding Father kita, nilai pancasila, bukanhkah mengedepankan nilai-nilai ketuhanan, kemanusian, persatuan, hikmah kebijaksanaan dalam permusyawarakatan perwakilan, dan keadilan sosial, cetus beliau. Mungkin pula nilai-nilai pancasila sesungguhnya berasaskan nilai-nilai Islam. Bahkan beliau juga menambahkan kalau kepemimpinan islam itu sangat demokratis. Maka sudah selayaknya kita ke titahnya Nabi Muhammad SAW.
Dalam hal itu juga, akh Wawan, memaparkan terkait visi dan misi KAMMI. Visi KAMMI adalah wadah perjuangan permanen yang akan melahirkan kader-kader pemimpin dalam upaya mewujudkan bangsa dan negara Indonesia yang Islami dan salah satu misi KAMMI adalah membina keIslaman, keimanan, dan ketaqwaan mahasiswa muslim Indonesia.
Selain itu akh Wawan juga sedikit memaparkan terkait agenda-agenda KAMMI diantaranya seperti terlibat aktif baik secara moril, materil, dan fisik dalam menyikapi beberapa musibah yang terjadi di Kota Ternate waktu lalu serta juga beberapa waktu yang lalu KAMMI melakukan tabliqh akbar dan muhasabah akhir tahun bekerjasama dengan BKM Al-Munawwar.
Kebetulan Kepala Kesbangpol Linmas ini turut hadir dalam acara tabliqh akbar dan muhasabah akhir tahun itu. Menurut beliau, KAMMI sudah mendukung membangun Negara dengan mengikat elemen-elemen baik masyarakat dan pemerintah. KAMMI dalam hal itu mau menggandeng BKM Al-Munawar untuk memperhatikan hal-hal seperti itu.
Beliau juga mengatakan dalam silahturrahim ini, beliau merasa terkejut dan senang karena terkadang organisasi kepemudaan merasa mereka setara dengan pemerintah sehingga jarang mau menggandeng atau bersilahturrahim dengan pihak pemerintah. KAMMI sendiri berbeda berusaha mengembangkan kerjasama antar elemen bangsa dan negara dengan semangat membawa kebaikan, menyebar manfaat, dan mencegah kemungkaran (amar ma`ruf nahi munkar). Dimana ini juga merupakan salah satu misi KAMMI.
Diakhir silahturrahim ini beliau mengakhiri dengan mengatakan KAMMI dan Kesbangpol sama-sama bekerja untuk Negara dengan fungsi-fungsinya masing-masing. Semoga KAMMI melakukan perbaikan sesuai visi dan misinya. Silahturahim tokoh hari itu dihadiri oleh Wahib, Akhi Safrudin, Akhi Wawan, Akhi Yusuf, Akhi Karim, Akhi Jamal, dan Ukhti Wulan.
#
Kamis, 17 Oktober 2013 yang lalu, dilakukan salah agenda diskusi oleh Departemen Kebijakan Publik PD KAMMI Kota Ternate. Diskusi kali ini membahas terkait “Perkembangan Dunia Islam” yang dibawakan oleh Dr. Ir. Muhammad Nur Sangaji, Dosen Universitas Tadulako Palu.
Diskusi yang dilakukan di Masjid Al-Munawwar ini dimulai dengan melafadzkan basmallah dan tilawah dari salah seorang ikhwan. Moderator dalam diskusi ini adalah Akhuna Wawan.
“Your life is change not because you know people but people know you”, Pak Nur memulai dalam membuka materi yang diberikannya.
Beliau melanjutkan “Hanya ada satu orang yang dalam dirinya berkumpul keunggulan-keunggulan manusia. Dia adalah Muhammad”, Beliau mengutip kata Gandhi.
Why you wonder why? You can’t speak English. Suka atau tidak suka. Sekarang yang maju itu bukan kita, timpal beliau.
For the defeat your enemy how your enemy to be your friend. Itulah yang dilakukan oleh Rasulullah, lanjut beliau.
Kalau kita mau memajukan Islam maka kita patut menunjukkan kelebihan Islam. Beliau menganalogikan Pesawat Sriwijaya yang menyediakan makanan karena pesawatnya sudah tua dan Lion Air yang tanpa penyedia makanan tapi pesawat masih baru-baru. Akan tetapi kedua-keduanya memiliki peminat penumpang. Karena ada kelebihannya.
Beliau melanjutkan, Islam cenderung dianggap menyeramkan. Maka perlu formulasi kembali metode dakwah.
Beliau kembali menganalogikan dengan menceritakan kisah seorang pengemis buta yang mengemis dengan memegang tulisan bertuliskan “Help me, i’m blind”. Banyak yang hanya melihat dan kurang tersentuh. Lantas seseorang yang melihatnya dan mengganti dengan tulisan, “Today is beautiful day but i can’t see”. Dan orang lebih mudah tersentuh dengan kata-kata itu.
Beliau mengatakan, “Pakai cara sesuai kemampuan! Every man have way self. Weakness after to be power”.
You make high your quality. This not justice! Is about performance! Is about confidence, timpal beliau.
Beliau kemudian berbicara tentang kebangkitan. Bagi beliau, kalau berbicara tentang kebangkitan, awal pembicaraannya adalah kata bangkit.
Up and down, up and down, up and down, and next. Karena berhenti berdiri berarti lumpuh. Proses keluarnya kepompong dari kistanya untuk berbentuk kupu-kupu itu sunatullah. Itulah kebangkitan, lanjut beliau.
Beliau melanjutkan dengan membandingkan falsafah pendidikan dengan The True Power Of Water. Makhluk yang abiotik saja bisa berubah. Mix understanding yang diperoleh itu mempengaruhi perilaku anak-anak Indonesia. Bukan soal respek. Kebangkitan itu bermula dari kultur. Knowledge not same with action.
Indonesia berada dalam urutan 0.0000 sekian dalam kontribusi menulis untuk dunia, timpal beliau kembali.
Kebangkitan adalah bangkit kembali. Periode pertama adalah periodisasi Rasulullah ketika Islam datang dalam keadaang asing. Kalau dalam organisasi mulai jumud maka ingatlah Rasulullah yang diutus langsung oleh Allah saja memiliki cobaan dalam dakwahnya.
Periode kedua adalah periode Andalusia. Islam yang menduduki 7 abad di Spanyol. Kita harus bersungguh-sungguh tapi tidak harus merasa hebat. Islam dibuat mundur di sebuah kota kecil diantara Spanyol dan Prancis. Dan masalahnya karena kekisruhan pada kepemimpinan pemerintahan pusat Islam di Baghdad. Salah ajarnya tentang Islam di Prancis tertanam hingga kini. Padahal Islam adalah peradaban.
Beliau juga mengatakan “Statesman always think new generation”.
Dalam diskusi ini beliau memang bercerita tanpa dirunutkan dengan baik. Beliau berbagi tentang Islam di Prancis, tentang Prancis. Kebetulan beliau adalah lulusan doktor di salah satu Universitas di Prancis. Beliau yang juga mahir dalam Bahasa Inggris serta Bahasa Prancis.
Diakhir diskusi ini beliau membaca sebuah puisi,
I have a dream
To change a world
But is difficult