"Assalamualaikum," ucap Gavin sembari menekan bel rumah Ghea.
"Waalaikumsalam," balas Bi Jum sembari membukakan pintu untuk Gavin.
"Monggo, Mas Gavin masuk," sambung Bi Jum.
"Terima kasih, Bi. Tidak perlu. Gavin cuma mau titip ini untuk Ghea," kata Gavin sambil menyodorkan satu kantong plastik berisi satu porsi makanan khas dari warung Bu Euis.
"Apa ini, Mas?" tanya Bi Jum.
"Ini makanan kesukaan Ghea, Bi. Untuk Ghea sarapan," jawab Gavin.
"Duh,, pacar yang perhatian itu begini ya, Mas. Mas Gavin ngga mampir?" ucap Bi Jum.
"Ngga, Bi. Gavin mau kerja," ujar Gavin.
"Ya sudah. Nanti Bibi sampaikan ke Non Ghea," balas Bi Jum lagi.
Gavin memberi anggukan lalu beranjak pergi meninggalkan area rumah Ghea dengan motor scoopy yang dipakainya saat pertama kali bertemu Ghea di halte bus.
Di kamar, Ghea masih terlihat menikmati masa-masa pemulihan. Ghea mengambil cuti untuk beberapa hari sebab tubuhnya belum bisa berdiri sempurna dan beraktivitas di kantor. Ghea ditemani satu teman SMA-nya yang menginap semalam sejak tahu Ghea kecelakaan. Alifah, sesama alumnus SMA Cendekia yang saat ini sedang menikmati masa liburnya dari tugas mengajar. Alifah memang termasuk satu-satunya teman lama Ghea yang selalu menyempatkan waktunya untuk Ghea.
"Permisi, Non," ucap Bi Jum sambil mengetuk pintu kamar Ghea.
"Masuk, Bi," sahut Ghea.
"Non, ini ada titipan dari Mas Gavin," ujar Bi Jum sambil meletakkan titipan Gavin di meja.
"Eh bentar. Gavin itu siapa? Ih Ghea ada doi ngga cerita sama aku, nih?" sindir Alifah.
"Makasih ya, Bi. Gavin langsung pulang, Bi?" kata Ghea mengabaikan pertanyaan Alifah.
"Tadi Mas Gavin titip salam aja, Non. Mau kerja," jelas Bi Jum.
"Oh, gitu."
"Bibi ke dapur ya, Non," pamit Bi Jum.
"Iya, Bi."
Merasa diabaikan, Alifah memasang wajah kesal dan melipat tangannya di depan dada.
"Ngga usah ngambek gitu. Ini mau aku jelasin," ucap Ghea setelah memastikan Bi Jum benar-benar keluar dari kamarnya. Sembari meraih seporsi makanan yang Gavin bawakan.
"Gavin itu sebenarnya bukan siapa-siapa aku. Kita aja baru kenal beberapa hari lalu. Awalnya sih ketemu di halte bus dekat kantorku. Tapi kita baru berkenalan di warung Bu Euis. Kamu ingat kan warung itu?" tutur Ghea.
"Eh, bentar. Dia belum lama kenal kamu tapi udah perhatian kaya gini. Maksudnya apa coba?" selidik Alifah.