Hari ketiga bagi Ghea melewati masa-masa pemulihan. Alifah yang sudah harus pulang siang ini membuat Ghea harus melalui satu hari yang tersisa pada masa cutinya sendirian. Lusa Ghea harus kembali bekerja seperti sedia kala. Melakukan aktivitas melelahkan di meja kerja seharian suntuk. Meskipun saat ini kondisinya sudah semakin membaik, Ghea merasa berat untuk membiarkan Alifah pulang. Sebab setelah ini entah akan bertemu pada bulan apa lagi dan entah berapa bulan lagi ia harus menunggu untuk kembali bertemu Alifah.
"Fah, jangan pulang," pinta Ghea.
"Aku harus pulang, Ghe. Nanti malam Aryo mau ajak aku ketemu orang tuanya," ujar Alifah. Aryo adalah kekasih Alifah yang bersamanya sejak zaman kuliah dulu.
"Ah, aku sudah tidak bisa bersaing jika dengan Aryo. Ya sudah, aku minta Mang Ujang antar kamu, ya?" ucap Ghea.
"Ngga usah, Ghe. Aku sudah pesan taxsi," tolak Alifah.
"Ih, kenapa pesan taxsi segala. Kan bisa diantar Mang Ujang."
"Ngga papa. Kamu istirahat, ya. Jangan lupa makan yang cukup. Aku pamit dulu. Titipp salam ya buat Om dan Tante."
"Iya, Fah. Makasih ya udah nemenin aku. Ini uang buat bayar taxsi. Kamu ngga boleh nolak!"
"Ih, Ghea. Kebiasaan deh maksa diterima."
"Harus! Kamu kan pilih pesan taxsi. Ya udah aku yang bayar."
"Aku pulang, ya. See you next time, Sayang," ucap Alifah sambil memeluk Ghea erat.
Ghea mengantar Alifah sampai gerbang. Dan taxsi pesanan Alifah sudah menunggu di depan halaman luas rumah Ghea. Keduanya saling melambai tanda akan berpisah. Ghea meneteskan sedikit air matanya. Rasa haru akan kesetiaan Alifah kepadanya hingga saat ini.
Setelah taxsi Alifah melenggang pergi, sebuah mobil membunyikan klakson ke arah Ghea. Merasa asing dengan mobil itu, Ghea menatapnya dengan serius. Menebak siapa yang ada di dalam mobil hitam yang berhenti tepat menggantikan posisi taxsi yang ditumpangi Alifah tadi. Saat Ghea memperhatikan dengan serius pengemudi mobil tersebut, tiba-tiba kaca mobil terbuka dan tampak seorang pria memakai hoodie hitam dan kacamata hitam mengemudi mobil yang ada di hadapan Ghea. Menolehkan kepalanya ke arah Ghea lantas membuka kacamata hitam yang dipakainya.
"Halo," sapa seorang pria yang diketahuinya bernama Gavin Alvana.
"Lho, kamu," balas Ghea sembari tersenyum padanya.
"Udah baikan? Jalan yu," ajak Gavin.
"Alhamdulillaah..Mau kemana?" jawab Ghea.
"Gak jauh-jauh, kok. Ini hari terakhir kamu cuti, kan?" ujar Gavin. Ghea hanya membalas dengan anggukan lantas masuk ke dalam rumah untuk mengganti pakaiannya. Seraya berpikir keras darimana Gavin tau bahwa hari ini terakhir Ghea cuti.