Dampar Pesantren

Aviskha izzatun Noilufar
Chapter #6

#6. SARUNG

Kain dengan segala motif

mampu membuat nyaman,

sarung menjadi tanda

apa itu kesederhanaan.

Sederhana mampu membuat,

melihat ke atas atau ke bawah.



Sarung namanya. Warnanya dari segala warna, begitupun motifnya. Dari bahan kain yang halus, kasar, setengah kasar pun ada. Tata hanya mempunyai sarung satu yang berwarna hijau. Memang dari hari pertama sampai hari ke 7 Tata belum pernah disambang oleh emaknya. Teman-temannya pada disambang dengan membawa oleh-oleh sarung baru dari orang tuanya. Tata hanya bisa megang dan mencium aroma harum sarung temannya.

Tidak apa-apa, masih diberi kesempatan mbak pengurus sampai liburan untuk memakai pakaian muslim. Ketika liburan selesai, semua wajib meggunakan sarung.

Sebulan sudah para santri berada di pesantren. Pondok pesantren diliburkan. Tata menunggu jemputan orang tua. Teman-teman Tata sudah dijemput. Tinggal ia saja yang belum. ia duduk di tengah-tengah pintu menunggu jemputan yang tidak kunjung datang. Dalam hatinya bergejolak “apa aku tidak boleh pulang sama bapak atau emak ya?” ia pun naik ke atas untuk pergi ke kamar. Sambil menunggu jemputan Tata membaca buku cerita legenda milik teman sekamarnya. Tertidurlah ia dalam keadaan membaca.

Terdengar suara memanggil nama Tata dari aula bawah. Tata segera bangun, dan membawa tasnya ke bawah. Dia yakin kalau dia dijemput.

Sesampainya di bawah, tidak ada tanda-tanda orang tua Tata menjemput. Di bawah, Tata hanya dipanggil untuk makan siang. Tata pun membuka nasi bungkus itu untuk dimakan. Dengan lahapnya Tata memakan nasi bungkus. Walaupun makannya cuma sendirian. Mbak pengurus yang piket bertanya pada Tata.

“Ta, kamu sudah bilang ke orang tuamu kalau hari ini pulang?” kata Mbak pengurus, yang mana Tata lupa namanya.

“Sudah bilang mbak, mungkin belum sempat jemput siang ini. mungkin nanti sore.” Jawab Tata dengan suara agak memelas.

Percakapan Tata dan mbak pengurus terputus karena salam dari pintu masuk. Tata mengenali suara itu, ya suara bapaknya. Tata langsung menghampiri bapaknya salim dan mengambil barang lalu pulang bersama bapak.

Setelah perjalanan yang lumayan jauh, akhirnya sampai rumah dengan selamat. Akhirnya Tata melihat pintu rumah lagi, dia mengucapkan salam. Yang menjawab bapak.

Lihat selengkapnya