Dampar Pesantren

Aviskha izzatun Noilufar
Chapter #18

#18 IMPIAN

Sebentar lagi.

Harus ada penolakan

yang harus dilewati

dan selalu ada proses

 yang menemani.



“Tata, apa cita-citamu kelak?”

Pertanyaan dari ibu guru TPQ (Taman Pendidikan Al-Qur’an) pada Tata kecil saat umur 7 tahun. Tata kecil terdiam lama untuk menjawab pertanyaan dari gurunya yang bernama Bu Fath. Ketika Bu Fath hendak menanyai murid yang lain, Tata menjawabnya. “Ingin menjadi seperti Bu guru.” Yang dimaksud Tata saat itu adalah menjadi guru TPQ.

Tata benar-benar ingat peristiwa itu saat kecil. Sebentar lagi ia akan diwisuda menjadi sarjana. Tata akan mempersiapkan segala yang ada untuk melamar menjadi guru.

Proses skripsi Tata, kalau dilihat mungkin mudah bagi teman-teman Tata. Tapi disitulah rencana Allah Swt. Dalam proses mengerjakan skripsi, setiap orang mempunyai proses yang berbeda-beda. Tata bersyukur mendapat proses yang mudah ini, semoga menjadi awal yang baik untuk Tata ke depan.

Dalam ketikan dengan layar-layar cahaya yang terbentang di depan mata, Tata menikmati agak gugup karena waktu deadline pengumpulan lomba menulis artikel di kabupaten dalam rangka Hut Korpri. Tata pergi ke sebuah tempat nongki yang nyaman ber AC untuk mengebut menulis.

Ditemani satu cup cokelat hazelnut minuman favorit Tata di tempat itu, menjelajahi dan membaca banyak artikel mengenahi Korpri dilahapnya tanpa memakan apa-apa. Tata sudah berjanji pada dirinya kalau harus niat selesai menulis ini, kalau dihitung kurang empat jam akan di tutup waktu pengiriman tulisan. Walapun dalam hati Tata, tidak yakin dengan hasilnya. “Ah tidak apa-apa, buat pengalaman saja.” Kata Tata pada Fauziyah.

Setelah menyesuaikan dengan angka karakter yang sesuai dengan juknis lomba, Tata baca kembali artikel itu. Kemudian Tata kirim ke email panitia. Usai sudah niat Tata untuk mengirim artikel itu. Waktu menunjukkan jam 9 malam tempat nongki Tata saatnya tutup. Waktu yang tepat, untuk Tata pulang disaat sudah selesai.

Tiga hari setelah deadline tersebut, Tata mendapatkan sebuah pesan yang mana itu adalah dari panitia lomba menulis. Tapi tidak dibacanya, karena melihat kemampuan saat itu dalam tulisannya banyak kekurangan. Setelah tidak digubris pesan itu, 2 jam kemudian Tata penasaran pemenangnya. Dibacalah pesan itu. Tata kaget dengan namanya yang ada diposisi nomor lima, yaitu mendapat harapan dua. Penerimaan hadiah akan diberikan saat upacara apel Harlah Korpri di depan gedung pemerintah Jepara.

Lihat selengkapnya