Dan karena aku wanita

Agustina Ardhani Saroso
Chapter #9

9. Saat pencarian cinta itu

Agustus 2015

Tanpa sengaja aku menemukan sebuah tulisan di Januari 2015. Aku mencoba untuk autowrriting disebuah buku yang kugunakan untuk les bahas turki. Di bulan ini aku memutuskan untuk les bahasa turki. Disaat itu mempertanyakan hidupku kepada Tuhan dengan autowriting ini. 

Aku mencoba untuk autowriting di bulan januari itu, karena terinspirasi dengan seorang temanku yang selalu melakukan hal ini. Percay atau tidak saat itu, beginilah tulisanku, 

Tuhan kapan aku akan menikah? 

Memohonlah padaku dan terbukalah jalan itu

 Oh Ya Tuhan, kapan aku berkenalan dengan calon suamiku? 

Sebentar lagi, Tahun ini pintu akan terbuka tapi kau harus bersabar, tenanglah kau akan menemukan pria yang benar-benar mencintaimu. 

Ya, kutuliskan bagian ini, sesungguhnya aku tidak meramal akan masa depanku sendiri. Aku mencoba untuk mempertanyakan kepada diri sendiri. Kalaupun itu benar, kemungkinan besar alam bawah sadarku bekerja menarik respon yang positif sehingga akan timbul kekuatan dari alam bawah sadar tanpa kita sadari. Dan seolah-olah menarik dan membawanya dalam kenyataan.  

Baru pertama kali seumur hidupku seseorang mengirimkan hadiah di ulang tahunku. Begitu istimewanya aku dimatanya. Hingga dia mampu melakukan apapun dalam jarak jauh sekalipun. Sungguh aku begitu dekat dengannya walaupun secara jarak terpisah ribuan mil. Tetapi setidaknya intensitas komunikasi dengannya tidak pernah putus.

 Setidaknya aku bisa melihat dia dalam waktu minimal 10 menit. Aku bisa melepaskan rasa rinduku melalui Tango. Tango adalah aplikasi layaknya skype yang bisa cam to cam namun aku bisa bermain dengannya. Dia bisa melakukan apapun untukku. Hingga di hari ulang tahunku dia mengirimkan cake cokelat dari salah toko cokelat terkenal bertuliskan, “Happy Birthday, Aşkɪm” dengan kartu ucapannya I Love U, No need to explain. 

Hal ini sangatlah sederhana. Harganya tidak mahal. Namun bukankah ini sesuatu yang luar biasa untukku. Aku pernah membaca jika ada 5 bahasa cinta yaitu Kata, sentuhan, waktu, pelayanan, dan waktu. Dia memberikan kata-kata yang luar biasa untukku. 

Bagaimana dengan waktu? Saat aku tahu dia berhenti dari tempat kerjanya di salah satu restoran dia mengatakan kepadaku, “Aşkɪm, I get new job at Europe side, saat itu aku menjawab kembali. is it far from your house? kataku. No problem, I do for our future, katanya. Ya, dia mencoba mencari semua jalan untuk membahagianku. Begitu juga dengan masa depanku ini.  

Aku pun membalas. Keep your healthy my love, kataku. 

Because your love, I have horse power, katanya. Ketika dia mendapatkan pekerjaan baru disana. Waktu kerjanya jelas berbeda. Setidaknya perjalanan di tempuh membutuhkan waktu satu setengah jam. Itu kalau perjalanannya lancar. Dia tinggal di Istanbul bagian Asia. Setidaknya membutuhkan 3 kali transportasi menuju kesana. Menggunakan metro pertama kali dilanjutkan dengan dua bis berikutnya dan itu setidaknya membutuhkan waktu sekitar dua jam lamanya.  

Pertama kali dengannya aku sempat bertanya, Apa sih metro itu? dia menjelaskan metro adalah kereta bawah tanah. Jika disini aku memikirkan metro adalah metromini. Sebenarnya banyak transportasi alternative menuju ke tempat kerja. Bisa saja melalui jalur laut. Artinya kita bisa menggunakan kapal fery untuk menyeberang di sisi Istanbul bagian eropa, selat bophurus diantara Istanbul eropa dan Asia. 

Ada tiga jembatan yang menghubungkan istanbul asia dan istanbul eropa dengan melewati Selat Bophorus ini selain jembatan yang utama tersebut. Dan ada satu lagi jembatan bawah laut lagi yang sedang dalam proses finishing dan akan dibuka di tahun 2017, jembatan bawah laut yang sangat panjang dan besar tersebut dan nantinya Jembatan bawah laut tersebut dapat dijadikan destinasi pariwisata untuk para turis. Dan direncanakan akan dikenakan tarif tertentu untuk melewatinya. 

Selain itu kita bisa menggunakan kereta bawah laut yang menghubungkan antara Istanbul asia dan Istanbul Eropa. Istanbul merupakan kota yang sangat besar. Bisakah terbayangkan jika lebih dari dua puluh juta penduduknya tinggal di kota ini. Kota yang mengandalkan pariwisata dan jalur perdagangan. Turki memiliki posisi yang strategis sebagai pintu masuk menuju eropa atau asia, atau bahkan timur tengah.  

 Untuk orang Istanbul kebanyakan mereka lebih nyaman menggunakan alat transportasi umum dibandingkan dengan mobil. Alasan utamanya adalah harga minyak yang jauh lebih mahal dari Negara yang lain. 

Bayangkan saja harga minyak disana bisa mencapai 4,5 Lira per liternya. Ini setara dengan 22,000/ per liter pada saat itu nilai tukar lira masih 4500.  Wow 3 x lipat dengan harga BBM di Jakarta. Waktu yang begitu singkat ia pergunakan sebaik mungkin untuk menghubungiku. 

Dulu saat ia bekerja di salah satu restoran di bagian Asia, yang hanya membutuhkan waktu 20 menit dari rumahnya, ia selalu banyak waktu untukku. Bukan berarti ketika ia mendapatkan pekerjaan baru, dia tidak memiliki waktu sama sekali. 

Tidak pernah dalam waktu satu hari pun dia tidak menghubungiku. Setidaknya aku melihat sehari minimal 5 menit wajahnya. Bukankankah hal ini luar biasa untukku? Dia memberikan waktunya untukku tanpa aku meminta.  

Hal ini sesuatu sederhana. Tetapi aku dapat mengatakan ini hal yang luar biasa karena aku baru mendapatkan hal ini seumur hidupku. Dari ketiga orang laki-laki yang pernah dekat denganku.  

Tidak ada satu orang pun yang mampu berbuat hal itu kepadaku. Aku memang bukan orang yang suka terlalu diperhatikan, namun kebanyakan ketiga laki-laki yang sempat mendekatiku lebih kebanyakan memang tidak peduli. Aneh memang tapi begitu luar biasa untukku. Ini seperti hadiah yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya. Dia orang yang pertama kali mengucapkan ulang tahunnya kepadaku di hari sebelum ulang tahunku. Dia ingin menjadi yang orang yang pertama untuk mengucapkan. 

Aku sempat terkejut ketika toko cokelat tersebut menghubungiku di hari minggu, 30 Agustus 2015. Lagi dan lagi ini pertama kalinya aku mendapatkan hadiah ulang tahun yang sangat luar biasa dari orang yang kucintai.  

Awal kali kita bertemu seharusnya dia datang ke Jakarta, dia berjanji padaku untuk datang merayakan ulang tahunku di Jakarta. Namun aku tahu bagaimana statusnya saat itu. Hanya aku, mama, adikku yang tahu bagaimana status pernikahannya. Dia tidak memutuskan untuk datang di Jakarta. Justru ia meminta pertimbanganku saat itu. Di awal agustus ia mengatakan kepadaku, 

Sayang, aku sudah mendapatkan kabar dari persidangan itu, katanya. Aku senang sekali akhirnya penantianku terjawab sudah.  

Dia mengambil gambar pengumumannya dan mengirimkan kepadaku. 18 September 2015 sidang perceraian berikutnya. Dia menjelaskan padaku susahnya untuk mendapatkan surat cerai dari pemerintah Turki walaupun sudah mengajukan 5 tahun lamanya. Aku sudah tahu bagaimana masalah yang terjadi dengannya sebenarnya. 

Lima tahun telah berpisah rumah dan lima tahun berikutnya mengajukan cerai. Namun prosesnya menjadi sangat lama karena mantanya mempersulitnya. Sesungguhnya, aku menghormati mantan istrinya. Dan aku hanya tahu hubungan antara aku dan dia.  Awalnya dia begitu yakin akan datang di hari ulang tahunku. Namun ia meminta pertimbanganku, Sayang, bagaimana kira-kira apakah aku tetap datang ke Jakarta atau aku menunggu sidang ini? tanyanya.  

Aku yang memutuskan untuk menundanya, agar kami bisa pergi ke kedutaan turki untuk mempersiapkan surat keterangan nikah dari kedutaan Turki di Jakarta.

 Lebih baik tunggulah surat itu, kataku.

 Lalu, bagaimana dengan ulang tahunmu dan janjiku kepadamu? 

Aku tidak mempermasalahkan hal ini, aku hanya ingin tanggung jawabmu memintaku jadi istrimu, kataku.  

Seni çok seviyorum, kataku. Bukankah hal yang luar biasa pada akhirnya aku menerima kejutan kembali. 

Bende, çok büyük, jawabnya. 

Ah ini kejutan kedua yang kuterima setelah kejutan pertamanya. Aku sangat suka hadiah, apalagi jika itu dari orang yang kucintai. Aku sudah mendapatkan tiga bahasa cinta darinya, waktu, kata, dan hadiah. 

Bagaimana dengan pelayanan dan sentuhan? Sentuhan akan kudapatkan darinya saat aku bertemu dengannya dan aku pun mempercayai hal ini. 

Pelayanan? Ada satu hal yang menganggumkan yang kunilai darinya. Aku terlahir dari orang jawa yang sangat menjunjung tinggi nilai tradisional yang ada. Tentu saja kebanyakan wanita jawa akan melayani suaminya dengan sepenuh hati. Dari hal yang sederhana seperti membuatkan teh atau kopi, memasakannya, melayani keperluan suami. Kuanggap ini adalah hal yang sangat wajar sekali sebagai seorang istri kita haruslah bisa melayani suaminya sepenuh hati. 

Bagaimana dengan dia? Dia tidak menerima hal ini. Dia katakan padaku, 

“Minik Kușum, dengarkanlah aku Kamu bukanlah budakku! Kamu belahan jiwaku. Jika hanya kamu yang melayaniku itu saja sama dengan budak!” katanya. Begitu romantisnya ketika ia mengatakan itu kepadaku. Dia selalu memanggilku dengan sebutan sayang yang beraneka ragam tak pernah sekalipun ia memanggil namaku. 

Apa maksudmu? tanyaku. 

Tentu saja aku terkejut dengan pernyataanya. Aku masih ingat pernyataan temanku saat aku menceritakan hubunganku dengan pria turki ini. Dia mengatakan kepadaku, Dhan, kebanyakan laki-laki turki minta ceweknya melayaninya sepenuh hati, katanya. Kata temanku kembali, Karena mereka masih menggunakan budaya arab. 

Ya, kebanyakan dari budaya Arab, para wanita wajib melayani istrinya. 

Apakah aku tidak boleh memasakkan untukmu juga? katanya.

 Belum sempat aku menjawab dia bertanya kembali, Apakah aku tidak boleh membuatkan cokelat panas untukmu? 

Dan apakah aku tidak boleh mengerjakan rumah seperti istriku melakukanya kepadaku? Tanyanya kembali. Sayangku, dengarkan aku. Kamu adalah hidupku. Aku tidak pernah ingin memperlakukan seperti budakku. Jika kau melayaniku. Aku pun akan melakukan hal yang sama untukmu. Dan aku harap kau memahamiku, katanya kembali. 

Aku sangat terharu dengan kata-katanya. Bukankah hal ini luar biasa? Aku bisa mendapatkan dia adalah sebuah keberuntunganku. Disinilah aku mengenal dia sebagai pribadi yang berbeda dari orang turki dari cerita temanku. 

Aku mengambil kesimpulan jika dia lebih menggunakan adab western dibandingkan arab. Aku tidak ingin membandingkan keduanya. Bagiku dua-duanya sama-sama memiliki nilai positif.  

Di lain cerita aku masih ingat saat Omku mengatakan, Hati-hati dengan orang turki, mereka biasanya tidak peduli dan agak kasar. Kata omku yang mencoba memperingatkan aku kedua kali dengan hubungan ini. Semua orang mengatakan hal yang sama karena aku berhubungan dengan dunia maya. Jadi mereka tidak mempercayai sewaktu aku membela calon suamiku. Aku hanyalah yang tahu dan merasakan bagaimana keseharianya. Buat apa aku bercerita tentangnya toh kepada mereka jika dari awal mereka telah tidak setuju mengenai hubunganku dengannya. Apapun kebaikan hatinya, pastinya akan mentah di hadapan mereka itu.  

Hubungan dia dengan ibunya? Sangat baik sekali. Dia menghargai ibunya. Dia sangat menyayangi ibunya. Dengan jelas saat kami berbcara face to face didepan kamera aura itu sangat terasa sekali bahwa dia orang yang tidak dalam kriteria kasar. Hal ini kurasakan pula saat dia bermain dengan anak terkecilnya, Samet. Dia memeluknya, Samet menciumnya. Dan aku merasakan ini bukanlah prilaku yang dibuat-buat. Dengan segala bahasa kasih yang dia berikan untukku, cintaku bertambah besar kepadanya.  

Dalam hatiku kecilku berkata, Dia bukan orang di dalam cerita temanku. Aku menyadari jika mereka tidak mempercayai tentang lelaki pilihanku itu wajar sekali. Bagaimana orang bisa berpikir dan percaya dengan apa yang aku katakan jika kami hanya berhubungan melalui kemajuan teknologi? Lalu berpikir akan menikah padahal bertemu saja belum pernah. Bukankah ini sesuatu hal yang konyol?

Aku tidak pernah mendapatkan ini sebelumnya justru akulah yang sering memberikan hadiah-hadiah kepada para lelaki yang aku sukai saat itu dan berharap dia jatuh hati padaku. Rio adalah salah satunya, dia mendapatkan sepatu di hari ulang tahunnya. Saat itu aku melakukan apapun terhadap cintaku. 

Ini belum seberapa dengan perjuanganku mendapatkan cinta yang salah.

Bagian ini adalah kesalahanku mendapatkan cinta....

Tetapi ini membuatku merasakan sakit dan perih dalam mengenal cinta

2011... ingin kulupakan tapi membekas dalam ingatan ini...

Aku tidak tahu bagaimana teganya pria itu hingga tega menyakiti perempuan yang memiliki luka sepertiku?

Tiga tahun yang lalu aku menangis di hari ulang tahunku. Aku masih ingat sekali tentang pria yang sempat aku sukai. Tidak ada yang kudapatkan darinya. Bahkan rasa cinta darinya itu adalah penipuan. Namanya hampir sama dengan calonku. 

Aku sangat marah sekali kepada mama jika menyebut nama calonku dengan namanya. Husen, nama panggil pria itu. Aku tidak akan melanjutkannya karena aku tahu posisiku bercerita.  

Lagi dan lagi aku mengenalnya di Internet maret 2011. Ya, dan inilah kisah penipuan itu yang pada bab sebelumnya sempat aku katakan. 

Melalu salah satu situs pencarian jodoh kemudian di lanjut dengan menggunakan Yahoo Mesangger disaat itulah awalnya aku mengenalnya. Keinginanku yang begitu kuat untuk menikah aku mendaftarkan diriku ke salah satu biro jodoh. Temanku pernah memberikan nasehat tidak bisa kalau hanya meminta berdoa saja. Namun kita harus berusaha untuk mendapatkan jodohnya. Nah, kau tahu usahaku yang bisa kulakukan melalui caraku yah seperti ini. Maka saat itu kuputuskan aku ingin berusaha untuk mendapatkan jodohku. 

Bagaimana caranya? 

Dengan masuk ke biro jodoh itu. Sebenarnya aku tidak cukup percaya diri di depan laki-laki untuk memulai hubungan. Sehingga aku masih membutuhkan media sosial untuk hal ini. Entah bagaimana saat itu aku bisa terjebak dengannya. Cukup tahu saja, teman laki-lakiku lebih banyak dibandingkan perempuan. Namun hanyalah sebatas teman saja. Cowok jika mendekati cewek selalu saja berusaha melakukan terbaik. Aku akui dia pun demikian. Perhatian ya, sebelum aku kopi darat dengannya. Banyak sekali perhatian yang aku dapat darinya. Ketika aku sakit yang hanya flu saja dia meminta aku untuk menjaga kesehatan dengan sungguh-sungguh. Di kala aku membutuhkan teman cerita setidaknya dia ada untukku. Dia yang katanya seorang pengusaha mengungkapkan dirinya berkarakter keras kepala. Kalau menurutnya sudah A ya A, tidak bisa menjadi B atau C. Itu yang ia ungkapkan kepadaku. Aku tidak tahu apakah sesuai dengan karakterku saat itu. Namun pada kenyataanya dia bisa membuatku semakin dekat dengannya. Dia menemani hari-hariku walau hanya melalui Yahoo Messanger saja.  

Tiga bulan setelah kami mengobrol, dia meminta aku bertemu. Satu bulan sebelumnya, Husen pernah mengenalkan aku kepada salah satu saudaranya. Namanya Ari Nurbaiti. Wanita berjilbab yang santun sekali. Sungguh aku tidak pernah merasa curiga saat itu kepadanya. Pembicaraan dengan Ari dilanjutkan melalui BBM. 

Kami bertemu di Cibubur. Saat itu, aku begitu senangnya karena aku dikenalkan dengan wanita bernama Ari ini. Dia menceritakan tentang kehidupan Husen saat itu. Ya, saat itu aku memang ingin serius dengannya. Aku katakan kepadanya betapa aku sudah siap untuk menikah. Dan betapa aku memimpikan aku bisa menikah dengan pria yang benar-benar tulus mencintaiku. 

Dia katakan kembali kepadaku, Mas Husen ingin secepatnya bisa menikah, dan berharap itu dari kamu, katanya. Dia menceritakan bagaimana kehidupan saudaranya itu. Semuanya dia ceritakan dengan cara detail apa saja yang ia sukai hingga apa saja yang ia tidak sukai. Tidak ada rasa curiga dihatiku ketika ia mengenalkan salah satu keluarganya kepadaku sebelum kami bertemu secara resmi. 

Tadinya aku tidak pernah ingin memasukkan cerita ini ke dalam buku ini. Karena sejujurnya ini adalah sebuah kesalahanku dalam mengenal pria. Setelah berpikir seribu kali akhirnya dengan segala dukungannya aku katakan Ya, aku akan menceritakan seluruh jalan cerita hidupku menjadi sebuah buku termasuk dengan pria ini.  

Sesungguhnya bagian ini pun aku sulit untuk mengungkapkan apa yang terjadi sebenarnya karena tidak layak untuk diceritakan. Dan aku pun tahu itu. Ini adalah bagian yang tidak baik dalam hidupku. Aku ini lemah jika berhadapan dengan cinta. Aku tahu pribadiku saat ini, rapuh sekali jika berkaitan dengan cinta. Gampang terpengaruh dan dipengaruh. Mungkin itulah aku jika berurusan dengan namanya cinta. 

Aku telah meminta ijin kepadanya untuk menceritakan hal ini. Dan dia pun memperbolehkannya untuk menceritakan bagian ini. Tentu saja dengan dukungannya aku mampu menuliskan setiap kata-kata ini. Terkadang aku menangis, tetapi dia menguatkan aku mencoba memelukku dari jarak 10.000 Km. Aku pun bisa merasakannya kehadirannya untukku. Dia selalu mengatakan kepadaku, bahwa aku kuat dan luar biasa untuk bisa menuliskan kisah hidupku secara utuh. 

Jadi niatku menceritakan ulang kejadianku dengan Husen hanya ingin kebanyakan orang tahu sisi baiknya dan buruknya berkenalan dengan seseorang via internet. Husen, aku berharap saat itu dia calon suamiku yang baik. Tetapi nyatanya tidak. 

Sifatnya yang sangat keras sangat bertentangan denganku. Sebelum bertemu dengannya, dia mempertanyakan satu hal yang membuatku bingung mengapa ia mempertanyakan hal ini, Apakah kamu sudah pernah berhubungan badan? tanyanya yang tanpa basa basi.  

Apakah menurut orang banyak pertanyaan ini pantas? Ataukah aku yang terlalu naif dalam mengejar perhatian dari laki-laki dan berusaha untuk pria itu bisa mencintaiku. Sebegitu lemahkah aku terhadap cinta? 

Saat itu aku masih bekerja di salah satu majalah wanita ternama. Tentu saja aku meneteskan airmata ketika ia menanyakan hal ini. Ada apa dengan pertanyaan, kenapa sepertinya dia membuka luka lamaku. Sebenarnya aku takut menceritakan semua masa laluku ini kepadanya. Haruskah aku menceritakan hal seperti ini? 

Teman kerjaku sempat berkata, Kamu baik-baik saja, dhani? tanyanya saat ia tahu aku menitikkan air mata dengan wajah yang sangat pucat. 

 Saat itu, walaupun hubungan hanyalah jarak jauh lagi-lagi aku suka padanya. Pria yang berasal dari kota Malang mampu membuatku tergila-gila padanya padahal hanya ku terima beberapa foto darinya. Kau tahu? Dia tidak memiliki rupa yang baik, badan pun juga tidak ideal. Itulah yang kunilai dari foto tersebut. Lalu bagaimana aku bisa terpesona dengannya? Entahlah aku sendiri tidak mengerti apa daya tariknya sehingga membuatku jatuh cinta kepadanya? Atau mungkin dia sengaja datang untuk memanfaatkan segala kelemahanku? Pada saat itu aku tidak pernah curiga tentang apa yang dia lakukan. 

 Menurut kalian jika menjadi aku dengan masa lalunya, apakah aku harus menceritakannya? 

Tanganku pun gemetar, rasa ketakutan itu muncul kembali. Bayangan tentang penolakan ada didepan mataku. Dengan pertimbangan yang ada aku menceritakan kejadianku saat aku di Tanjung Pinang.   

Setelah itu, dalam kata-kata di chating ia berjanji untuk menjagaku dan berterimakasih padaku karena aku telah jujur menceritakan hal ini. Kisah ini sebenarnya aku ragu untuk menceritakannya. Bukan karena ketidakbenaran tetapi kehormatan keluarga besarku yang bisa menerima atau tidak dengan ceritaku dengan Husen. Dan ini sama sekali tidak pernah kuceritakan kepada keluarga besarku sampai pada hari ini manakala buku ini telah usai aku tuliskan.  

Aku sempat terhenti dalam menuliskan ini

Apakah aku akan merugi?

Karena kisah dan bagian ini?

Sejujurnya Hasan telah memberikan obat terbaik yang tidak pernah kudapatkan sebelumnya. Obat yang tidak bisa kudapatkan dari keluargaku sendiri. Tetapi bukankah aku harus berani untuk mengungkapkan ketidak benaran itu. Walaupun ketidak benaran itu yang pada akhirnya menimbulkan pro dan kontra dalam memandang sisi yang sebenarnya. Aku meminta ijin dalam menuliskan bagian dalam cerita ini. Dia menasehatiku dengan segala caranya. 

Sayang, siapkah kamu dengan semua yang ada jika terjadi sesuatu? Tanyanya mencoba memastikan kesiapanku saat itu

Apakah kamu akan mendukungku? tanyaku kembali

Pasti, apapun keputusanmu aku akan mendukungmu. Jika kau terluka saat menceritakan ini, aku akan menghentikanmu saat ini juga, katanya kembali. 

Namun jika pada akhirnya membuat kamu terluka, lebih baik hentikan saja, katanya yang berusaha memastikan apakah aku siap membuka bagian ini

Tidak, asal kamu mendukungku. Itu pun membuatku kuat, kataku yang mencoba menyakinkan bahwa aku sudah merasa yakin di bagian ini. Karena ini adalah salah satu bagian tersulit dibuku ini. Dimana aku yakin ini adalah salah kelemahan aku sebagai wanita.  

Perempuan naif

Memerlukan banyak perhatian

Bukankah begitu?

 Husen memintaku bertemu dan cara bertemu yang aneh untukku, Aku ingin kamu bisa membuktikan cintaku padamu, dengan bertemu di hotel, katanya. Tentu ini membuat aku terkejut. Aku takut jika dia tidak mencintaiku. Dengan cara itu aku turuti kemauanya. Bertemu dengannya di kamar hotel pertama kalinya baru kulakukan seumur hidupku. Ya, ini pertama kalinya aku memesan hotel atas namaku. Aku berharap tidak terjadi sesuatu diantara kami. 

Ya, memang tidak terjadi sesuatu, kalian tahu apa yang dia lakukan setelah bertemu denganku?

Dia meninggalkan aku begitu saja, setelah tahu kamar yang kupesan adalah Non Smocking. Husen adalah perokok berat namun ternyata aku berbuat kesalahan dengan tidak memesan kamar yang benar untuk kami. Tanpa basa basi dia membaca tulisan itu dan kemudian meninggalkanku tanpa kata-kata. Aku memesan kamar non smocking karena aku sendiri tidak suka dengan pria perokok. Lalu mengapa prinsipku ini bisa terpatahkan dengan pria bernama Husen ini. Ya, bagaimana perhatian laki-laki ini menghampiriku menjadikan wanita terlemah untuknya.  

Di hari itu, aku hanya menikmati malamku dengan airmata dan rasa sesak dihatiku. Dengan alasan yang sekecil itu dia mampu meninggalkanku. Namun lagi-lagi karena ketakutanku sebagai wanita yang tidak bisa untuk menikah dan masa depanku. Aku pun mengejarnya. Aku minta maaf kepadanya dan aku berjanji untuk memberikan kesempatan membuktikan rasa cinta ini. Kamar hotel yang kubayar untuk bertemu dengannya begitu terasa amat dingin sekali. Rasa takut ini menusuk hatiku. Membuatku sakit di malam itu. Seolah-olah aku tidak ingin terlepas dengan pria tersebut. Ada apa denganku saat itu, aku pun tak mengerti. Yang jelas aku menyadari saat ini jika aku takut kehilangan segala sesuatu tentang perhatian. Selemah itukah aku ini? 

Husen pada akhirnya menjawabku dengan rasa dinginnya, Aku akan atur jadwalku untuk ke Jakarta lagi. Sebenarnya berat rasa hatiku untuk melakukannya bersamanya. Rasa trauma itu selalu muncul terus belakangan aku berhubungan dengannya. Ingin sekali aku hentikan untuk tidak menghubungi dia lagi. Namun lagi-lagi ketakutan itu muncul ketakutan dengan pertanyaan yang bodoh saat itu.

Lihat selengkapnya