"Para hadirin semuanya diharapkan untuk tenang, ya. Sekarang saatnya kita menyambut bintang tamu yang begitu luar biasa ini," ucap sang MC dengan suaranya yang begitu lantang. Sedetik kemudian, kata-katanya disambut dengan tepuk tangan meriah dan sorak riuh para hadirin yang memadati lokasi tanpa celah.
Hari ini, sebuah gedung berlantai 4 yang terletak di pertengahan ibu kota itu dipenuhi oleh ribuan orang dari berbagai usia. Dimulai dari anak-anak, remaja dan orang tua hadir di sana. Antusias mereka begitu melangit untuk bisa berada di tempat sekarang ini.
Di gedung tersebut, hanya yang berada di lantai 1 saja yang bisa duduk dengan tenang. Sedangkan 3 lantai sisanya dipenuhi oleh hadirin yang rela berdesak-desakan dan tidak tau tertib. Mereka saling berebutan mengambil posisi paling depan untuk bisa melihat ke bawah, di mana sang bintang tamu akan menampakkan batang hidungnya.
Sejumlah AC yang terpasang di ruangan itu terasa tidak berguna sangking padatnya. Udara semakin miskin dan papa. Bahkan untuk sekedar menghirup oksigen berikutnya saja terasa sulit.
"Ini dia...Fajar Althaf Khadafi." Lagi lagi sang MC bersuara lantang, "Beri tepuk tangannya." Tanpa diminta dan bahkan sebelum kalimatnya selesai, penonton sudah lebih dulu menepuk tangan sekencang-kencangnya. Seheboh mungkin.
Seorang laki-laki berjas hitam muncul di ambang pintu. Ia tak lupa mengikutsertakan wibawanya.
Satu Mikrofon dari tangan MC beralih ke tangannya saat mereka sudah berdiri berdampingan.
"Halo, semua. Perkenalkan, Nama saya Fajar Althaf Khadafi. Orang-orang akrab memanggil saya dengan sebutan Fajar," ujarnya memecahkan suasana, yang sedari tadi memang sudah pecah.
"Kali ini, saya mendapatkan kesempatan untuk berbagi cerita mengenai hidup saya. Mungkin, dari apa yang saya paparkan nanti bisa dijadikan inspirasi untuk teman-teman semua."