Dan Rasanya Cuma Kosong

alyaandita
Chapter #2

Part 1

Throwback 3 bulan yang lalu.

Tak lama handphoneku berdering, ternyata ada video call dari Alvin.

"Hey sayang" ucapnya.

"Eh? Kenapa Al? Tumben video call, aku ada salah ya?" tanyaku.

"Enggak kok kamu gak ada salah Dit, aku cuma pengen bikin kamu rileks aja. Aku gak mau kamu tegang dan mikir macem-macem ya" kata Alvin.

"Ah, enggak kok. Siapa juga yang mikir macem-macem" kataku mengelak.

"Nah kan, ketauan banget bohongnya. Kamu tenang aja ya sayang, jangan tegang aku yakin semua akan berjalan lancar, dan kamu akan baik-baik aja" kata Alvin meyakinkanku sambil tersenyum.

"Iya, aku percaya akan baik-baik aja. Tapi salahkah aku khawatir jika nanti akan terjadi hal buruk?"

"Hey, dengerin aku ya Dit kalau kamu mikirnya bakal ada hal buruk terjadi maka yang ada dipikiran kamu itu ya hal negatif. Tapi coba kalau kamu mikirnya bakal baik-baik aja, kamu akan lebih tenang. Coba buang hal negatif itu ya Dit."

"Iya aku coba."

"Walaupun aku gak ada di samping kamu, tapi setidaknya aku selalu ada buat kamu disini. Kalau kamu butuh aku bilang ya Dit, aku akan membantu sebisaku."

"Ayo dong, semangat!!" tambah Alvin.

"Iya makasih ya Al, semangat" kataku.

Saat lagi asik video call tiba-tiba ada perawat yang masuk kedalam ruanganku dan ingin memindahkanku keruangan operasi. Kemudian aku langsung pamit ke Alvin.

"Al, udah dulu ya. Udah waktunya aku pergi" kataku pamit.

"Iya Dit, semangat. Pokoknya kamu gak boleh nyerah, harus tetap berjuang dan ingat aku akan selalu ada disini menunggu kamu kembali."

Tanpa sadar akupun menangis mendengar jawaban Alvin. Akupun langsung mengakhiri video call itu.

Sebelum aku dibawa ke ruangan operasi, satu per satu teman-teman kelasku yang datang untuk menyemangatiku.

"Ayo Dit, semangat ya. Kita semua disini menunggu kamu, nungguin kamu keluar dan selesai operasi, jangan takut ya Dit" kata Anita yang mewakili teman-teman.

"Iya Nit, makasih ya. Dan makasih buat kalian semua yang udah menyempatkan waktunya untuk datang kesini menjengukku. Mohon doanya ya teman-teman, aku pamit" kataku yang segera dibawa oleh perawat ke ruang operasi.

Saat sampai di dalam ruang operasi, aku tidak langsung masuk ke tempat tindakan operasi, tapi aku dibawa ke ruang tunggu yang berada di dalam kamar operasi, karena dokterku belum datang.

Disana aku diajak mengobrol oleh para perawat sekaligus menghiburku untuk tidak merasa takut dan tegang karena itu dapat mempengaruhi tekanan darah naik menjadi lebih tinggi.

Setelah menunggu 10 menit dokterku datang.

"Halo Dita, gimana sudah siap?" tanya dokterku.

"Iya dok udah siap, hhh" jawabku menghela nafas.

"Rileks aja ya Dit, jangan tegang nanti malah tekanan darahnya naik" pinta dokter.

"Iya, oke dok."

Setelah aku menjawab itu, aku langsung dibawa ke ruangan tindakan operasi, disana telah disediakan suntikan dan jaruk yang cukup besar untuk obat biusku selama operasi.

Lalu perlahan dokter menyuntikkan kepadaku dibagian bawah tulang belakang dan perawat memintaku untuk menghitung 1 sampai 10. Hitunganku belum sampai angka 10 aku sudah tidak sadarkan diri.

Operasiku berjalan selama 2 jam, dan efek obat biusnya selama 4 jam. Aku selesai operasi jam 8 malam dan kembali sadar jam 10 malam. Setelah aku sudah sadarkan diri aku langsung dibawa ke ruanganku.

Lihat selengkapnya