"I am an open book, my pages wide and free,
For all the world to see, yet few will truly see.
Those who read with gentle hearts and quiet grace,
Will find the hidden verses, the stories in their place."
...
Alunan musik Violin Concerto In D Op. 61 karya Ludwig van Beethoven mengiringi langkah saya di pagi ini. Ya, perkenalkan sayalah Elara Thalassa, gadis yang ceria di mata semua orang, yang penuh senyum merekah, kebungahan hati, suka cita, perasaan berbunga, tawa indah dan juga langkah langkah yang damai.
Orang orang yang tidak pernah mengenal lebih dalam terhadap sebuah alur cerita kehidupan yang dirancang oleh Sang Pencipta akan merasa bahwa sayalah orang paling beruntung di seluruh dunia.
Tak lain tak bukan, karena segala keindahan yang mereka lihat, bergemerlapan di matanya.
Tanpa mereka sadari, bagaimana bisa terang itu muncul tanpa gelap yang membayangi ? bagaimana seseorang akan bisa belajar untuk tidak melukai tanpa orang itu merasakan berbagai sakitnya terluka terlebih dahulu ? Bagaimanakah kebijaksanaan tumbuh tanpa perihnya berpikir siang dan malam terlebih dahulu? Bagaimanakah seseorang menjadi putih tanpa bertempur untuk membersihkan hitamnya terlebih dahulu ? Benar! itulah sebuah kesimpulan tergesa gesa dari seseorang yang tak pernah mau mengenal saya lebih dalam, yang kerap kali hanya ingin masuk ke kehidupan saya untuk melihat saya bahagia saja, yang kerap kali menyukai saya hanya karena saya terang benderang, yang kerap kali hanya menyapa saya ketika saya menjadi seseorang yang sesuai dengan apa yang mereka inginkan, yang mencintai saya hanya karena saya terlihat hebat dan indah di matanya saja, tanpa peduli tanpa waspada tanpa mau mengerti dan selalu sadar dalam mengingat, bahwa saya jugalah manusia biasa.