In shadows born from fractured dreams,
Where silence hums and sorrow teems,
They rise, shaped by despair's decree,
Puppets bound, devoid of plea.
Strings of anguish, whispers tight,
Guided hands through endless night,
No will to stand, no voice to break,
Only echoes of choices they forsake.
They weave a web with brittle thread,
For wandering souls who dare to tread,
Who see the lies, yet lack the grace,
To hold their ground, to claim their place.
Entangled steps, a fragile waltz,
Their footing slips, their purpose halts,
And puppets grin, their craft fulfilled,
In hopeless hearts, despair instilled.
So tread with care where shadows dwell,
Where whispers rise, and spirits fell,
For only firm resolve can fend,
The trap where hope and reason bend.
***
Saya Elara Thalassa..
Tuan putri kecil yang tubuhnya penuh luka bakar.
Tapi luka luka bakar itu tak bisa terlihat oleh orang orang.
Tubuh saya penuh luka bakar
Akibat tanah air dan tanah kelahiran saya sama sama hangus dibakar manusia manusia binal yang melewatinya tanpa tahu bahwa ego, kebodohan dan nafsunya saling bergesekan dan memercik api dalam tanah tanah yang saya cinta.
Saya pun.. Hampir saja.. Sama sama legamnya dengan mereka.
Andai Tuhan tidak dengan bijak mengentas saya dari kobaran api maut yang saya ciptakan, saya pasti sudah hangus terbakar.
***
Saya Elara Thalassa
Hendak menyisipkan pesan kepada seluruh saudara saya yang tersisaa..
Dengar dan dengarkanlah naluri kalian..
Tenang dan tenangkanlah yang bergemuruh
Redam dan redamkanlah seluruh riuh
Padam dan padamkanlah seluruh amarah
Sadar dan sadarkanlah setiap langkah