Pagi hari, setelah mereka berempat selesai melakukan keliling mengitari alun-alun. Garry dan Albin pergi untuk membeli sarapan. Sedangkan Aqisha dan Anna menunggu di pantai kartini. Albin memarkirkan mobilnya di tepi jalan yang berada di depan penjual nasi pecel.
“Mau gorengan gak?” tanya Garry yang sudah berjongkok memilah gorengan yang masih hangat.
Sedang Albin sosok yang diajak bicara Garry, ia terdiam merenung sambil melihat jalan beraspal.
“Broo!” teriak Garry, hingga membuat para ibu yang membeli menatap kearah mereka berdua.
Albin ikut berjongkok di samping Garry setelah merasa dilihat oleh ibu-ibu. “kamu rasa ini di rumah? kenapa teriak-teriak seperti itu!” katanya sambil berbisik.
“Kamu yang tidak dengar aku ajak bicara!”
“Ya kan bisa ngomong yang baik-baik!” debat Albin.
“Memang kupingmu yang lagi bermasalah bro!” Garry tak mau kalah.
“Hah, STOP!!” Albin membungkam mulut Garry dengan gorengan yang dipegang garry.
“Apa? kamu masih bimbang kepadanya!” gumam Garry sambil mengunyah gorengan. “Jarak bisa dipangkas, bro. Tapi siapa cepat dia dapat!” lanjutnya dengan tangan yang sibuk berebutan mengambil gorengan baru dari penggorengan dengan ibu-ibu pembeli lainnya.
Albin terdiam. “benar, kalau aku memikirkan hal lainnya dan tidak segera bertindak. Maka aku akan kehilangannya” tuturnya melihat perebutan gorengan.
“Betul, gak usah berpikir lama. Lagian besok kamu sudah kembali. Kalau gak sekarang kapan lagi?”
Albin merenung dan memikirkan perkataan dari Garry.
Albin merebahkan badannya di kasur hotel berukuran king size dengan disampingnya Garry sudah tertidur pulas. Mata albin terlihat belum mengantuk. Ia terus melihat layar hape yang menampilkan chat dari Anna. Ia terus merasa gelisah mengirimkan pesan dan menghapus pesannya. Ia mencoba merenungkan dengan matang-matang pesan apa yang tepat untuk dikirimkan kepada Anna.
Albin
Temui aku besok di pantai
Satu jam sudah Albin menatap layar hapenya. Tapi masih belum ada notifikasi pesan masuk dari hapenya. Apakah Anna menganggap pesannya hanya sebagai gurauan saja. Albin mencoba menenangkan dirinya dan mencoba membuat dirinya menuju tidur yang pulas.
Krringg krring
Bunyi suara notifikasi dari hape Albin. Mendengar itu Albin langsung bangun dan membuka hapenya. Ia tersenyum kala melihat nama Anna muncul dinotifikasi pesannya.
Anna
Baiklah.
Walau hanya satu dari balasan Anna. Tapi itu sudah membuat Albin gelisah dan senang. Albin tersenyum sendiri mengingat ia akan bertemu dengan Anna besok. Selain itu, ia juga merasakan kekhawatiran dan gelisah untuk mengatur cara bagaimana ia mengungkapkan perasaannya kepada Anna.
Di depan mulut pantai. Seorang lelaki memakai celana jeans dengan kaos putih lengan pendek dan rambut yang di tata rapi terlihat menggenggam tangannya dengan gelisah sambil melihat deru air laut di depannya. Sesekali ia menoleh ke belakang mencari orang yang ia kenal. Beberapa kali juga ia terlihat kecewa saat tidak menemukan orang yang ia kenali.